Kamis 5 September siang tadi, Elisabet Marline Staneley, istri Tito Kei kembali mendatangi Polda Metro Jaya. Ia ditemani keempat anaknya, sopir, kerabat dan pengacaranya Djamaludin Koedoeboen. Mereka bermaksud menemui Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno untuk mempertanyakan perkembangan kasus tersebut.
"Kami datang ke sini untuk mendesak Polda Metro Jaya terkait pengungkapan kasus penembakan almarhum Franciscus Refra, karena saat ini kurang lebih sudah 3 bulan belum kunjung ada kejelasan dari kepolisian soal kasus ini," kata Djamaludin kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada (perkembangan), tapi sudah kita dorong semuanya," ucap Djamaludin.
Ia melanjutkan, keluarga juga sudah mendorong penyidik untuk memeriksa Popon, anak (Alm) Ratim yang juga tewas tertembak. Menurut Djamaludin, Popon adalah saksi kunci dalam kasus penembakan tersebut.
"Yang bersangkutan sempat melihat wajah pelakunya. Saat itu dia mengira kalau orang tersebut mau beli rokok, tetapi rupanya berjalan ke belakang dan menembak," jelas Djamaludin.
"Kita minta yang bersangkutan dimintai keterangan atau BAP. Tetapi hingga saat ini polisi belum melakukan langkah itu, karena mnurut kita itu dia saksi kunci, dia itu bisa jadi kunci untuk menunjuk siapa pelaku atau otak kejahatan itu," lanjut dia.
Kendati begitu, pihak keluarga mempercayakan sepenuhnya penyelidikan kasus kematian adik kandung tokoh Angkatan Muda Kei (AMKei) itu kepada aparat kepolisian. Keluarga juga berkeyakinan bahwa kepolisian bisa mengungkap siapa pembunuh Tito sebenarnya.
"Kami yakin, kami yakin. Kami tidak akan lelah dan minta pak polisi, ini sudah lama. Ini sudah 6 kali keluarga datang," imbuhnya.
Sementara itu, Elizabet mengatakan bahwa ia sedikit kecewa karena lambannya penyelidikan kasus tersebut.
"Secara manusiawi pasti kecewa ya. Ini bukan waktu sebentar tapi tidak ada perkembangan dan kejelasan," kata Elizabet.
(mei/mpr)