"Bahasa Indonesianya sangat luar biasa. Terima kasih," kata SBY yang kemudian menyalami perempuan bernama Maria Szymariska-Ilnata dalam pertemuan di salah satu ruangan di Hotel Hyatt Regency, Warsawa, Rabu (4/9/2013).
Maria datang ke pertemuan, tidak sendirian. Dia bersama sekitar 18 orang, yang sebagian besar adalah warga Polandia, yang tertarik dengan bahasa Indonesia dan negara Indonesia. Mereka menamakan diri Friends of Indonesia, para sahabat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan selama hampir 1 jam itu cukup istimewa, karena pertemuan berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hanya ada sekitar 5 orang saja yang menggunakan audio translator. Sisanya mengerti dan bisa bicara dengan bahasa Indonesia.
Di depan SBY, Maria menceritakan pengalamannya belajar gamelan dan membentuk grup bernama Warsawa Gamelan Group. Dia juga bercerita bagaimana menggelar konser gamelan.
"Saya sekarang sedang melakukan riset di Padang," kata perempuan yang bekerja di Museum Warsawa dan bersuamikan orang Padang itu.
Kecintaannya pada Indonesia dan budaya Indonesia sudah dimulai sejak lama. Dan kecintaannya pada Indonesia mempertemukan dengan seorang pria yang akhirnya memperistrinya pada 2010 lalu.
Kini, Maria masih aktif mengenalkan budaya Indonesia terutama gamelan dan tari asal Indonesia di Polandia. Dengan asosiasi Friends of Indonesia, Maria dan kawan-kawan sedang berupaya membuat DVD dan buku tentang budaya Indonesia dan database alumni penerima beasiswa ke Indonesia.
"Saya ingin agar ada guru bahasa Indonesia yang dikirim ke Polandia. Begitu juga guru gamelan dan tari," kata perempuan berkacamata itu.
Para undangan yang hadir di pertemuan yang dipandu Dubes RI untuk Polandia Darmansjah Djumala itu pun memberikan aplaus untuk Maria. Pertemuan ini dihadiri juga beberapa menteri, Ketua KEN Chairul Tanjung dan pengurus Kadin, serta anggota DPR.
Saat membuka acara, Darmansjah menjelaskan meski Friends of Indonesia dibentuk pada 2011, namun saat ini sudah memiliki 4 cabang di Polandia. "Mereka ini bisa berbahasa Indonesia, bahkan Jawa. Mereka sangat aktif mempromosikan Indonesia," kata dia.
Dalam pertemuan hadir juga anggota Diaspora Indonesia yang tinggal di Polandia. Deisy Teja Gumilar, mewakili Diaspora Indonesia, menceritakan bahasa Indonesia telah menjadi mata kuliah di beberapa universitas di Polandia.
Teja yang bekerja di industrial designer dan menjadi dosen bahasa Indonesia ini berharap akan ada jurusan Indonesian Studies di perguruan tinggi Polandia.
"Tapi keputusan ini ada di tangan pemerintah Polandia. Saya berharap pemerintah Indonesia bisa membantu menentukan langkah-langkah mewujudkan ini. Saya juga ingin melihat banyak mahasiswa Indonesia kuliah di Polandia. Karena saat ini mahasiswa RI di Polandia bisa dihitung dengan jari," ujar peraih pascasarjana dan doktor di Polandia ini.
Sementara itu, Presiden SBY mengucapkan terima kasih kepada diaspora Indonesia dan Friends of Indonesia atas kehadiran di pertemuan ini. "Ada peribahasa, tak kenal maka tak sayang," kata SBY.
SBY juga menyampaikan terima kasih kepada Friends of Indonesia karena telah tulus dan sukarela membangun persahabatan dengan Indonesia. SBY berharap apa yang dilakukan mereka bisa memperkuat arus yang menyatukan bangsa-bangsa.
Terhadap permintaan dari Diaspora dan Friends of Indonesia, SBY memerintahkan Menlu Marty Natalegawa, Mendikbud M Nuh, dan Dubes RI untuk Polandia menindaklanjutinya. "Saya minta Menlu, Mendikbud, dan Dubes memikikan apa yang harus dilakukan pemerintah RI, agar apa yang dilakukan Friends of Indonesia berhasil," ujar dia.
Acara ditutup dengan foto bersama dengan Presiden SBY. Seusai acara, para Friends of Indonesia pun berbincang santai. "Saya sudah beberapa kali datang ke Indonesia dan saya sangat senang," kata perempuan manis nan tinggi semampai bernama Agata Wendzonka. Sama dengan Maria, bahasa Indonesia Agata memang bagus!
(asy/rmd)