95 Persen Warga Samoa Tidak Bisa Berenang

95 Persen Warga Samoa Tidak Bisa Berenang

- detikNews
Rabu, 04 Sep 2013 16:15 WIB
Jakarta - Seorang pria warga Samoa, Seti Afoa mengkampanyekan olahraga renang di negara yang hampir 95% penduduknya tidak bisa berenang.

Fakta ini cukup mengejutkan untuk sebuah negara kepulauan, tapi Direktur Rangkaian Kejuaraan Renang Samoa, Seti Afoa mengatakan kepada program Pacific Beat Radio Australia, renang masih menjadi kebiasaan yang asing dikalangan warga di Kepulauan Pasifik.

"Situasinya kurang lebih sama dengan negara-negara lain di Kepulauan Pasifik, dimana banyak laguna yang dibiarkan tidak tersentuh oleh sebagian besar warga di sekitarnya,” katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi banyak orang mungkin tampak membingungkan, melihat laguna-laguna yang masih alami itu tidak pernah dimanfaatkan. Namun menurut Afoa anomali ini berakar dari budaya masyarakat setempat yang enggan berada di sekitar air.

"Ketika saya beranjak dewasa, Saya diberitahukan untuk tidak bermain di air karena bisa tenggelam. Alasan lain karena di laut ada ikan, sehingga kita dilarang menceburkan diri, dan ketiga beberapa kawasan memang dikenal sebagai lokasi yang tabu atau suci sehingga tidak diperbolehkan berenang di sana,” tuturnya.

Afoa menjadi penyelenggara rangkaian Kejuaraan Renang Samoa bulan lalu termasuk Kejuaraan Triathlon Samoa pertama yang diikuti perenang dari Selandia Baru, Australia dan juga perenang lokal.

Rangkaian kejuaraan renang ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar termasuk kejuaraan balap laut dan even lomba renang di laguna yang ditujukan untuk mendorong warga setempat gemar olah raga renang.

"Salah satu kesenangan saya pribadi adalah melihat anak-anak muda setempat mencelupkan diri ke air, khususnya mereka yang sebelumnya belum pernah berenang,” ungkapnya.

Afoa mengatakan warga Samoa memang memiliki keterikatan sejarah dengan air yang dituangkan dalam cerita legenda mengenai ksatria-ksatria laut dan warga yang mampu berenang dari satu pulau ke pulau lain, tapi cerita-cerita itu sudah lama hilang.

"Jadi sejarah mengenai kepulauan di Pasifik telah berganti dengan kehidupan modern dan kami berusaha untuk merangkul situasi sekarang ini dengan mendorong warga lokal untuk berenang.”


(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads