"Dilihat dari letak kita sangat strategis, antara dua lautan. Sekitar 70 persen lintas perdagangan melalui wilayah kita. Wawasan nusantara itu cara pandang dari perspektif empat pilar yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI," ujar Akbar saat diskusi FDN & AT Institute dengan tema "Konsep Nusantara dalam Semangat Kemerdekaan NKRI" di Auditorium FDN, Kantor Taman A9, unit C8-C10, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2013).
"Tentunya dalam perspektif nusantara, yang berpijak pada prinsip-prinsip dasar kita yang kita kenal empat pilar tadi itu," imbuh Akbar yang memakai batik nuansa kuning-hijau itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini nusantara adalah wilayah NKRI. Sudah tidak lagi mencakup wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai kerajaan-kerajaan seperti Majapahit," kata Ilham.
Selain kedua tokoh tadi, hadir M. Sobary yang memberikan pandangan mengenai nusantara dari segi sosial budaya. Dia juga sempat menyinggung masalah kedaulatan sebagai implementasi nusantara.
"Jika kita bicara mengenai nusantara, maka kita bicara tentang kedaulatan. Dan presidennya bangga mendapat award, padahal dimana kedaulatan kita ketika semua dimiliki oleh negara asing," cecar Sobary berapi-api.
Kemudian, Ilham berharap forum diskusi ini bisa dilakukan dengan peserta yang lebih banyak dan tidak hanya berada di pusat. Dia akan memanfaatkan teknologi untuk mengadakan diskusi yang lebih besar. Saat ini, forum dialog ini bisa diakses melalui www.forumdialognusantara.org.
(dha/mpr)