1. Eks Kapolda Metro Jaya Dilaporkan Satpam
Sofyan Yakub (dok detikcom)
|
Umbar tembakan itu menurut Roni dipicu kemarahan Sofyan karena merasa temannya dihalangi untuk bermain ping pong. Roni juga memberikan bukti 4 selongsong peluru ke polisi. Pengusutan kasus ini masih berproses di Polda Metro Jaya.
Sofyan membantah dan bila ada yang mempunyai bukti dia melakukan aksi 'koboi', Sofyan mempersilakan memberi bukti.
"Kapan saya melepaskan tembakan? Saya main pingpong sampai siang," jelas Sofyan saat memberikan keterangan di Kantor Telkomvision, Jl Sudirman, Denpasar, Bali, Rabu (21/12/2011).
Sofyan dengan berapi-api juga menegaskan, karena kasus umbar tembakan itu sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya dia menyerahkan kasus itu ke penegak hukum. Dia juga mengancam, bila tidak terbukti akan melakukan pelaporan balik.
"Saya tidak mau mencampuri, itu sudah dilaporkan ke polisi. Silakan penyidik yang membuktikan kebenarannya. Dengan catatan, kalau tidak terbukti, risiko hukumnya tentu tidak baik," jelasnya.
Pangkal keributan itu ternyata dari tenis meja. Kisruh dia dengan warga bermula pada Mei 2010. Sofyan yang menjadi Koordinator Persatuan Tenis Meja All Star akan menyelenggarakan kejuaraan tenis meja se-Indonesia. Saat itu, semua undangan sudah disebar dan peralatan serta spanduk sudah dipasang.
"Saya dapat info, ada upaya-upaya untuk menggagalkan acara ini. Kemudian saya minta karyawan saya, jangan sampai ini dirusak. Malu kita," jelas Sofyan.
Entah bagaimana, Sofyan bercerita, saat itu terjadi pengerusakan. "Yang saya sesalkan, tiba-tiba sudah datang banyak wartawan. Di-blow up masalahnya. Masalahnya menyudutkan saya," jelasnya.
Sofyan Yakub tidak ingin konflik dengan warga Taman Mediterania, Jakarta Utara, berkepanjangan. Dia ingin agar sesama warga saling menghormati. Dia meminta warga tidak lagi mengganggu acara bermain tenis meja.
"Saya cuma minta jangan diulang lagi perbuatan itu. Jangan ganggu kita main tenis meja," jelas Sofyan saat ditemui di Kompleks Telkomvision, Jl Sudirman, Denpasar, Rabu (21/12/2011).
2. Polisi Ngamuk karena Dimutasi
Ilustrasi (dok Catawba County)
|
Selain menembaki ke arah atas rumah dinas Kapolres Boven Digoel, Petrus juga terus mengumpat atasannya tersebut. Selasa (7/6/2011), Petrus akhirnya mau kembali ke Mapolres untuk menyerahkan senjata yang sempat diambil olehnya.
3. Kapten TNI Lepas Tembakan karena Disenggol Pemotor
(Foto: Youtube 'Koboi Palmerah')
|
Tak dinyana, insiden itu ada yang mengabadikan dan mengunggah ke Youtube. Dalam tayangan 'Koboy Palmerah' di Youtube, oknum TNI ini sempat memaki-maki pemotor. Beberapa kali oknum TNI itu melayangkan pukulan dengan sebuah benda yang diduga sebuah tongkat. Pemotor itu sempat menghindar dan menangkis pukulan oknum TNI.
Pemotor itu sempat mengeluarkan dompet dan memberikan surat yang diduga SIM dan STNK. Hingga kemudian aksi 'Koboy Palmerah' itu ditengahi warga dan seorang pria lain yang memakai seragam safari.
Mabes TNI Angkatan Darat (AD) mengakui 'Koboy Palmerah' yang terekam dalam Youtube dan mengancam seorang warga adalah anggotanya. Pria itu seorang perwira di Mabes TNI AD berpangkat Kapten. Sedangkan pistol yang digunakan untuk menodong, menurut TNI AD adalah pistol mainan atau airsoft gun. Ledakan yang terdengar adalah dari proyek bangunan di lokasi terdekat, bukan dari letusan pistol.
4. 15 Oknum Polda Sulut Ngamuk di Bar
Ilustrasi (dok flickr)
|
Peristiwa itu terjadi Selasa (1/5/2012). Ke-15 oknum tersebut diduga dipengaruhi minuman keras. Informasi yang dihimpun detikcom, salah satu oknum berpangkat komisaris.
Tindakan anarkis ini bermula dari keributan di area parkir saat bar akan ditutup. Sebuah mobil Toyota Fortuner putih bernomor polisi DB 3 QA menghalangi akses keluar mobil pengunjung lain. Rupanya mobil itu milik anggota Polda Sulut.
"Teman saya hanya minta untuk memindahkan, tapi malah dipukul," ujar karyawan Club Deluxe Bar, Michael Taribuka, kepada detikcom, Rabu (2/5/2012).
Dia dan beberapa temannya yang berusaha melerai, juga ikutan jadi sasaran pemukulan hingga mereka melarikan diri ke dalam ruangan. Semua karyawan pria yang memakai seragam kemeja merah jadi sasaran pukul. Usai mengamuk, mereka meninggalkan lokasi dengan tiga mobil.
General Manager Club Deluxe Bar, Yosua Tongku, akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Wenang. Selanjutnya, karyawan yang jadi korban pemukulan divisum rumah sakit Bhayangkara Manado.
Kabid Humas Polda Sulut AKBP Pdt Denny Adare STh saat dikonfirmasi tak menampik kejadian itu. Katanya, Polsek Wenang sudah menyerahkan kasus ini ke Bidang Propam Polda Sulut.
5. Jaksa MP Todongkan Pistol di SPBU
Ilustrasi (dok detikcom)
|
"Kamu jangan macam-macam sama saya. Kamu tahu siapa saya?" kata pegawai SPBU saat menirukan ucapan istri Jaksa MP setahun yang lalu, Rabu (4/8/2013).
Istri Jaksa MP mengatakan hal tersebut karena ingin didahulukan untuk mengisi bahan bakar. Padahal di depan mobilnya masih ada mobil lainnya yang sedang mengisi bahan bakar. Istri jaksa MP kemudian menghapalkan nama pegawai tersebut dan melaporkan kejadian tersebut kepada suaminya. Singkat cerita, sang suami datang dan mencari karyawan sambil mengajak berkelahi. Dia juga mengeluarkan senjata api hingga membuat seorang pengawas SPBU pingsan.
Kasus ini dilaporkan ke Polsek Serpong dengan nomor laporan 3273/K/IX/2013/SEK.SRP. Jaksa MP diadukan dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan. Ternyata tak hanya sekali ini, MP diketahui pernah melakukan ancaman yang sama kepada pegawai SPBU.
"Sebelum ini pernah juga terjadi. Sekitar setahun yang lalu," ujar salah seorang pegawai SPBU 34-15317 Kelurahan Mekar Jaya, Serpong, yang enggan disebut namanya.
Halaman 2 dari 6