"Eropa harus bersatu dalam isu ini. Jika demikian, masing-masing dengan tanggung jawab masing-masing, Prancis juga akan melakukan tanggung jawabnya sendiri," ujar Presiden Prancis Francois Hollande dalam jumpa pers bersama Presiden Jerman Joachim Gauck, seperti dilansir AFP, Rabu (4/9/2013).
"Ketika serangan kimia terjadi, ketika dunia mengetahui hal itu, ketika bukti-bukti ditemukan, ketika pihak yang bersalah terungkap, maka pasti akan ada jawaban," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa hari terakhir, Prancis bersama Amerika Serikat terus mendorong dan menggalang koalisi untuk melancarkan aksi militer ke Suriah. Dasar aksi militer ini adalah serangan kimia pada 21 Agustus lalu yang menewaskan 1.400 orang dan diyakini didalangi oleh tentara rezim Assad.
"Kejahatan ini tidak bisa dibiarkan luput dari hukuman," tegas Holland. "Keamanan global dipertaruhkan," tandasnya.
Sejauh ini negara-negara kawasan Eropa lainnya belum menyatakan dukungan resmi terhadap rencana aksi militer ke Suriah tersebut.
Namun pada Sabtu (7/9) mendatang, para menteri luar negeri Uni Eropa akan menggelar rapat di Vilnius, Lithuania untuk membahas sejumlah isu, termasuk isu Suriah. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry juga akan hadir dalam rapat tersebut.
(nvc/ita)