Pada suatu hari di musim panas tahun lalu, saat Kota Saint Petersburg mengalami puncak Malam Putih alias White Night yang terkenal seantero jagad itu, penulis bersama sejumlah rekan media dari Indonesia menemui Profesor Alexander Oglobin di kampusnya yang teduh di tepi Sungai Neva.
Meski tubuhnya nampak renta namun semangat dan hasratnya untuk mengajarkan Bahasa Indonesia masih sangat membara. Selain berkeliling kampus, Prof Oglobin juga mengajak kami meninjau Pusat βNusantaraβ yang berada di lantai 3 salah satu gedung kampus SPbGU. Menapaki tangga curam menuju lantai 3 itu dilakukannya dengan santai tanpa terengah-engah, mungkin karena sudah sangat terbiasa melakukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi jangan salah, dari ruangan kecil nan sederhana inilah Bahasa Indonesia diajarkan di Saint Petersburg State University sejak tahun 1955. Sudah banyak lulusan Bahasa Indonesia dari universitas ini yang bekerja di berbagai bidang termasuk sejumlah diplomat Uni Soviet masa itu. Meskipun tidak spektakuler jumlahnya, setiap tahun jurusan Bahasa Indonesia diminati sekitar 5-6 orang mahasiswa.
Menurut Prof Oglobin, para mahasiswa ini memiliki semangat luar biasa untuk mempelajari bahasa dan sejarah Indonesia. Meskipun para mahasiswa ini kerap galau memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan keahlian berbahasa Indonesia untuk mencari pekerjaan selulus kuliah. Tidak seperti mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Jepang atau Korea yang bisa langsung melamar ke perusahaan-perusahaan Jepang atau Korea di Rusia.
Namun demikian, Prof Oglobin yang mulai mengajar Bahasa Indonesia di Saint Petersburg State University sejak tahun 1966 ini yakin peminat jurusan Bahasa Indonesia masih akan tetap banyak.
"Saya melihat perkembangan perekonomian Indonesia sangat memuaskan dan salah satu yang terbaik di dunia, khususnya di antara negara-negara anggota G20. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia selama beberapa tahun terakhir juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Besar harapan kami semoga perusahaan-perusahaan Indonesia juga akan membuka cabang di Rusia sehingga alumni jurusan Bahasa Indonesia ini bisa bergabung dan memanfatkan kemampuannya berbahasa Indonesia," harap Oglobin.
Selain Prof Oglobin, pengajar Bahasa Indonesia lainnya adalah Svetlana Banit dan Svetlana Kramorova. Sementara mata kuliah sejarah Indonesia diampu oleh Tyun Galina.
Salah satu mahasiswa kampus ini baru saja mengikuti program Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) dari Kemlu RI. Aglaya Jankowska memanfaatkan benar waktunya di Indonesia selama 3 bulan untuk lebih mengenal Indonesia sekaligus melancarkan bahasanya. Generasi muda seperti Aglaya Jankowska ini diharapkan akan terus menjadi jembatan bagi peningkatan hubungan antara kedua bangsa.
Selain di Saint Petersburg State University, Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu pilihan jurusan di Moscow State University, Far Eastern Federal University (Vladivostok), Institut Hubungan Luar Negeri Moskow (MGIMO) dan Universitas Ketimuran di Moskow.
*) Penulis adalah Sekretaris I Pensosbud KBRI Moskow
(trq/trq)