"Insya Allah, kita jamin kita tidak akan demo lagi," kata salah satu pengusaha Metromini, Afrizal Chaniago di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (3/8/2013).
Namun Afrizal mengatakan hal itu akan dilakukannya jika bus-bus mereka yang saat ini dikandangkan Pemprov DKI dapat dikeluarkan. Sebab menurutnya, demo yang sempat sopir Metromini 2 kali di Balaikota adalah bentuk kekecewaan dari ketidakjelasan nasib 140 armada Metromini yang dikandangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizal mengisahkan jika biaya yang dibutuhkan untuk persiapan uji KIR tak sedikit.
"Untuk biaya KIR saja biaya untuk ban, kita harus siapkan 7 biji dan asli. Itu sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Itu baru untuk persiapan. Dan kita disubsidi," terangnya.
Mengenai opsi sistem gaji pada sopir jika manajemen Metromini di bawah PPD ditanggapi negatif olehnya dan rekan pengusaha lainnya. Mereka mengeluhkan jika itu hanya menguntungkan sopir saja.
"Mungkin dari segi sopirnya menguntungkan. Tapi kalau kita, nggak. Jauhlah itu opsinya. Dengan sistem setoran saja ya, kita sebenarnya hanya menyambung hidup saja. Itupun sudah defisit. Kalau pakai sistem gaji, gak ada sudah buat kita. Kami ini hanya mengharapkan saja dari sopir," lanjutnya.
Sepakat dengan rekannya, Nefrizal mengatakan jika nantinya Metromini yang dikandangkan saat ini akan dikeluarkan dan diperbaiki.
"Harus dibenarkan pas pulang. Tapi Itu berat sebetulnya. Karena biayanya nggak sedikit. Lebih 15 juta," kata pemilik 4 armada Metromini ini.
(bil/rmd)