Kementerian Luar Negeri India pun mempersoalkan hal ini dan menanyakan langsung kepada pemerintah Inggris. Kesalahan ini terjadi saat PM Cameron berpidato di hadapan anggota parlemen pada 29 Agustus lalu.
"Kami menanyakan bagaimana insiden ini terjadi dan mereka mengakui ini adalah kesalahan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India, seperti dilansir AFP, Selasa (3/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PM Cameron menyebut India berada pada jajaran negara-negara yang telah meyakini bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia. Nama India disebut bersama-sama dengan Kanada, Australia, Turki dan Amerika Serikat.
Sementara itu, India telah menyampaikan keprihatinannya terkait krisis Suriah yang semain memburuk. Namun negara ini menjunjung tinggi agar setiap aksi atau serangan terhadap rezim Assad harus disetujui oleh PBB terlebih dahulu.
Secara terpisah, juru bicara Komisi Tinggi Inggris di New Delhi mengakui kesalahan yang tidak disengaja oleh PM Cameron ini. Menurutnya, waktu persiapan PM Cameron saat itu sangatlah singkat karena pidato dilakukan secara mendadak.
"Ada banyak hal yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat," jelasnya kepada AFP.
Dalam voting parlemen, PM Cameron gagal meraih dukung mayoritas. Hasil voting menunjukkan bahwa parlemen Inggris tidak menyepakati adanya aksi militer ke Suriah.
(nvc/ita)