"Tahun lalu penambahan jumlah warga manula di Singapura mencapai 20%. Mereka membutuhkan tempat tinggal yang sesuai dengan pelemahan kondisi fisiknya agar kualitas hidup tetap terjaga. Ini salah satu tugas kami," kata Tay Boon Sun, senior corporat communication Housing and Development Board, Singapura, di kantornya, Senin (2/9/2013).
Sejak awal 90-an, lembaga pemerintah yang fungsinya seperti Perum Perumnas getol membangun rumah susun murah yang didedikasikan kepada para manula. Spesifikasi teknis unitnya jauh berbeda dibanding unit yang dipasarkan kepada keluarga muda atau yang masih dalam usia produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga yang boleh membeli unit dengan masa tinggal 30 tahun ini adalah yang sudah berusia 50 tahun," sambung Tay.
Lantas bagaimana cara para manula ini bisa memperoleh tempat tinggal baru itu? Mereka jelas sudah tidak lagi punya pendapatan untuk mencicil atau sekedar membawa uang sewanya?
"Mereka bisa menjual apartemen lama mereka yang dua, tiga atau empat kamar. Uangnya lalu dibelikan unit baru ini dan uang sisanya bisa untuk biaya hidup sehari-hari," jawab Tay.
Namun banyak juga warga Singapura yang tidak mampu membeli apartemen dua, tiga atau empat kamar semasa dalam usia produktif mereka. Ada juga yang pendapatannya pas-pasan sehingga hanya mampu tinggal di apartemen ala kadarnya yang bila dijual hasilnya tidak cukup membeli unit baru khusus manula. Lalu bagaimana nasib mereka?
Di sini reputasi anti korupsi pemerintah Singapura dalam mengelola pajak dibuktikan. Sebesar 20% dari 30% pajak pendapatan yang dikenakan oleh pemerintah Singapura diperuntukkan bagi dana pensiun wajib pajak yang bersangkutan. Ketika si wajib pajak telah manula, uang yang selama ini dibayarkannya itulah yang dipakai untuk membeli unit rusun manula.
"Bagi warga yang berpenghasilan rendah itu masih kami berikan subsidi berupa potongan harga 40% dan bantuan pembiayaan 20%. Jadi semakin kecil pendapatan warga, makin besar subsidi yang dia terima. Sebaliknya yang pendapatannya tinggi, subsidinya lebih kecil," papar Tay.
Kira-kira bagaimana persiapan untuk para manula di Indonesia ya?
(lni/mpr)