Ini Alasan AM Fatwa Usulkan Nama Soeharto Gantikan Jl Medan Merdeka Barat

Ini Alasan AM Fatwa Usulkan Nama Soeharto Gantikan Jl Medan Merdeka Barat

- detikNews
Senin, 02 Sep 2013 12:08 WIB
Jakarta - AM Fatwa pernah menjadi korban kerasnya rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto. Namun dirinya justru mengusulkan nama Soeharto menjadi nama jalan di kawasan Medan Merdeka. Ini alasannya.

"Sebenarnya kita ingin mengakhiri konflik. Kita ingin rekonsiliasi," kata Anggota Panita 17 AM Fatwa kepada detikcom, Senin (2/8/2013).

Pria bernama lengkap Andi Mapetahang Fatwa ini memang pernah dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh majelis hakim di rezim Soeharto itu. Kala itu Fatwa dianggap berselisih pendapat dengan pemerintah dan disangka konseptor Lembaran Putih Petisi 50 untuk kasus Tanjung Priok (1984), ia dituduh melakukan tindakan subversif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu kenapa Fatwa justru menjadi pengusul nama Jl Soeharto?

"Itu kan sudah berlalu. Meskipun begitu, itu tetap tidak boleh dilupakan. Tapi sebagai anak bangsa, kita harus bisa saling memaafkan," kata politisi PAN ini.

Pada tahun 1980, Fatwa pernah merasakan langsung kerasnya militer Orda Baru. Dia menggugat secara perdata Pangkopkamtib Sudomo. Akibat gugatannya itu, saat sedang menyetir mobil di sekitar Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Fatwa dicelurit oleh dua orang pengendara motor. Fatwa yang terluka parah dibawa ke RSAL Mintohardjo dan mendapat 12 jahitan.

Namun Fatwa justru menyamakan Soeharto dengan presiden lainnya, Soekarno. Dirinya menyatakan, Soekarno lebih dihormati daripada Soekarno karena masyarakat sudah tak ingat lagi bagaimana kerasnya rezim Soekarno, tak kalah keras dengan rezim Soeharto.

"Saya juga pernah ditahan sama Bung Karno. Tapi karena lebih lama berlalunya, mungkin dia dari segi proklamator, jadinya tidak ada yang tidak setuju (semua setuju)," katanya.

Fatwa mengisahkan, Ketika era Soekarno, dirinya dicap sebagai aktivis mahasiswa pengkritik Soekarno. Waktu itu, kisahnya, dirinya ditahan bersama Buya Hamka, Kasman Singodimejo, juga Jusuf Wibisono.

Kemudian bagaimana jika resistensi masyarakat terhadap penamaan Jl Soeharto terlalu kuat? Apakah Panitia 17 akan mengubur usulannya dalam-dalam?

"Kalau ada yang menolak, itu kan soal waktu saja. Dalam alam demokrasi, kita anggap wajar kan. Kita lantas menilai (jika ada penolakan)," jawab Fatwa secara diplomatis.

"Soeharto itu jasa besarnya luar biasa. Dia berjasa dalam bidang pembangunan Indonesia, terlepas sistem politik otoriter," tutupnya sembari memberi testimoni tentang The Smiling General.

(dnu/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads