Rayuan Setan di Lapangan Golf untuk Muluskan Proyek

Lobi-Lobi Pejabat di Padang Golf

Rayuan Setan di Lapangan Golf untuk Muluskan Proyek

- detikNews
Senin, 02 Sep 2013 12:08 WIB
Thinkstock
Jakarta - Olahraga golf bagi kalangan pejabat, belakangan menjadi pro-kontra sejak kasus Rudi Rubiandini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencuat. Kepada media, Rudi mengaku ia terjebak dalam kasus dugaan suap tersebut saat tengah bermain golf.

Bagi Arista Admadjati, Manajer Penjualan untuk Koorporasi di salah satu maskapai penerbangan nasional, selain main golf membuat fisik lebih bugar, sekaligus bisa memperlancar lobi-lobi bisnis.

Ia mengakui biasanya memang pejabat paling gampang didekati salah satunya di lapangan golf. Caranya, pengusaha mencari pasangan bermain golf dengan pejabat tertentu. Dengan main golfnya berdurasi lama selama 18 hole, maka bisa membicarakan berbagai hal. "Pejabat juga fee-nya dibayarin sama pengusaha, malah member fee tahunan di lapangan golf tertentu juga bisa dibayarin,” ujarnya mengungkapkan kepada detikcom Jumat malam pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, diungkapkan Arista, dalam dunia golf beberapa pengusaha juga bisa mengajak pejabat tertentu main golf ke luar kota. “Misalnya ditraktir main ke kota yang jadi favorit main golf seperti Pulau Bintan, Bedugul Bali, itu semua ditraktir tiket pesawat, hotel, lapangan golf. Pejabat tahu beres," kata dia.

"Kadang-kadang plus uang saku dan oleh-oleh lagi,” lanjut Arista seraya mengklaim ia pribadi belum pernah mentraktir pejabat. Arista mengaku sangat mendukung jika golf dibatasi untuk kalangan pejabat. Ia tak menampik banyak oknum pejabat yang menyalahgunakannya untuk kepentingan mendapatkan proyek-proyek bisnis.

“Perusahaan kayak Telkom, Garuda, PGN, Pertamina, yang memang ada produk mau dijual, (golf) itu ya perlu karena itu strategi marketing. Tapi masak angggota DPR atau Departemen Luar Negeri misalnya, mau melakukan strategi marketing lewat golf, ya enggak juga kan,” katanya membeberkan. "Itu yang mesti dibatasin, karena dia kan menjual tanda tangannya."

Wakil Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat, Hajriyanto Y. Thohari, mengakui kalangan politisi cenderung menjadi sasaran pihak tertentu untuk dirayu dan dimanjakan dengan bermain golf. Menurutnya, bentuk ajakan ini biasanya dilakukan lewat antarpribadi hingga pergelaran turnamen.

Hal tersebut mengacu pada cerita rekan-rekannya. Tapi, dia enggan menyebut nama-nama teman politikusnya. “Ya mereka cerita begitu. Ada yang dibayarin karena ya harganya mahal kan kalau main. Sengaja supaya dilancarin lah,” kata Hajriyanto saat ditemui Jumat pekan lalu.

Dia mengungkapkan biasanya sejumlah perusahaan yang sering mentraktir golf karena ada hal yang terkait dalam proses pembahasan di parlemen oleh anggota Dewan. Karena lama dan butuh jawaban pasti, cara halus menyenangkan dengan ajakan main golf menjadi salah satu andalan.

Hajriyanto menyebutkan sejumlah perusahaan yang kerap merayu lewat golf adalah jasa keuangan dan infrastruktur. Sebenarnya, bagi dia, tidak masalah kalau lobi positif untuk kedekatan relasi. Namun, bila disalahartikan untuk kepentingan tertentu dan merugikan negara maka hal itu tentu ada konsekuensinya. “Ya, jangan sampai terjerumus lah. Setan godaannya banyak,” ujar politikus Partai Golkar ini yang tak ingin terjebak dalam rayuan di padang golf.

Ketua Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana, juga tidak menampik peluang lobi-lobi proyek tender dalam permainan golf. Sutan mengingatkan agar jangan sampai berteman dengan orang yang salah dan bisa menjerumuskan ke arah yang negatif.

Politikus Partai Demokrat ini menyindir bekas Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini yang mengaku salah berkenalan dengan teman di awal bermain golf. “Kalau saya ada teman yang aneh enggak saya temenin lagi. Makanya saya bikin grup komunitas ondel-ondel karena kita ini buat senang-senang. Gerak kiri, kanan ya happy, ketawa-ketawa terus,” ujar Sutan kepada detikcom Jumat pekan lalu.


(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads