4 Perang Urat Syaraf AS vs Suriah

4 Perang Urat Syaraf AS vs Suriah

- detikNews
Senin, 02 Sep 2013 11:29 WIB
4 Perang Urat Syaraf AS vs Suriah
Jakarta - Amerika Serikat berencana menyerang Suriah. Sebelum pertempuran itu benar-benar terjadi, perang kata-kata sudah dimulai.

Sedikitnya ada sejumlah pernyataan yang dilontarkan pihak AS yang direspons keras oleh Suriah. Hal ini membuat suasana semakin panas.

Berikut empat perang urat syaraf AS versus Suriah:

Serangan Disambut Pelatuk Senjata

Amerika sempat berencana menyerang Suriah pada 29 Agustus lalu. Namun karena belum ada persetujuan kongres, rencana itu tertunda.

Meski begitu, empat kapal perang AS telah ditempatkan di wilayah Mediterania. Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan rudal-rudal penjelajah yang bisa menjangkau wilayah Suriah.

Menurut pejabat-pejabat pertahanan AS, jika pemerintah AS ingin mengirimkan pesan untuk Assad, maka aksi militer yang paling mungkin adalah serangan rudal Tomahawk, yang dilancarkan dari kapal di Mediterania.

Suriah menanggapi rencana ini dengan pernyataan keras. Perdana Menteri Suriah menyatakan pasukan militernya telah siap melawan.

"Angkatan bersenjata Suriah telah siap secara penuh. Jari mereka berada pada pelatuk senjata untuk menghadapi setiap tantangan atau skenario yang mereka (AS dan sekutu) akan jalankan," kata PM Wael Al Halqi.

Benarkah Ada Gas Beracun di Suriah?

Pihak Washington menyatakan serangan gas beracun yang dilakukan rezim Presiden Bashar Al Assad menewaskan 1.400 warga sipil Suriah, termasuk sedikitnya 426 anak-anak.

Menurut Menteri Luar Negeri AS John Kerry, laporan itu dikumpulkan dari bukti-bukti yang diperoleh dari ribuan sumber. Menurut Kerry, komunitas intelijen AS punya keyakinan tinggi bahwa rezim Assadlah bertanggung jawab atas serangan mengerikan itu.

Rezim Suriah menyebut laporan intelijen AS itu direkayasa.

"Apa yang disebut pemerintah AS sebagai bukti yang tak terbantahkan... tiada lain hanyalah legenda melelahkan yang telah diedarkan para teroris lebih dari sepekan ini, dengan kebohongan mereka dan kisah-kisah yang seluruhnya direkayasa," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.

AS Cari Teman, Suriah Punya Pembela

Pemerintah Amerika Serikat mencari 'teman' negara lain untuk menyerang Suriah. Namun sejauh ini, baru Prancis yang bersedia. Sisanya menolak atau ragu.

Presiden AS Barack Obama dan Presiden Prancis Francois Hollande sepakat menyerang karena ingin mengirimkan 'pesan kuat'. Arab Saudi dan Liga Arab memberi dukungan, namun negara maju lain seperti Italia, Jerman dan Inggris menolak bergabung.

Suriah bukannya tanpa pembela. Beberapa negara ada yang menolak intervensi AS ke Suriah. Di antaranya Rusia, China dan Iran.

Rusia memperingatkan bahwa intervensi militer ke Suriah akan membawa konsekuensi yang sangat serius bagi kawasan.

Pemerintah China telah menyerukan semua pihak untuk mengendalikan diri terkait krisis Suriah. Media pemerintah China pun mengingatkan Barat untuk tidak melancarkan serangan militer ke Suriah.

AS Ragu-ragu?

Rencana AS untuk menyerang Suriah belum dipastikan. Waktu yang sempat diwacanakan tanggal 29 Agustus ternyata molor. Presiden Obama masih menunggu persetujuan Kongres yang baru digelar 9 September mendatang.

Namun Suriah punya pendapat lain. Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqdad, menilai Obama ragu-ragu.

"Jelas-jelas Presiden Obama ragu-ragu, kecewa dan bingung ketika dia pidato kemarin (31/8)," ujarnya.

Pernyataan Muqdad ini menanggapi pidato Obama mengenai pemintaan pengesahan dari Kongres AS terkait aksi militer ke Suriah. Obama yakin bahwa hasil voting dalam kongres akan mendukung rencananya tersebut.

Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads