PDIP memang tak langsung menyalahkan Jokowi. Sejumlah elite PDIP bahkan menilai Jokowi sudah berhasil mendongkrak suara Bambang-Said. Lalu apa jadinya jika Jokowi tak ikut jurkam Pilgub Jatim?
Setelah menjadi fenomena dengan kemenangannya di Pilgub DKI Jakarta, Jokowi memang terus keliling Indonesia jadi jurkam PDIP di sejumlah Pilkada. Sebut saja Pilkada Jabar, Bali, Sumut, dan Jateng. Jokowi dinilai selalu mendongkrak suara jago PDIP meskipun tak selalu menyumbangkan kemenangan. Terakhir, Jokowi bahkan berhasil mengangkat suara Ganjar Pranowo yang memenangkan Pilgub Jateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengamat politik sekaligus surveyor Indo Barometer, M Qodari, harusnya PDIP memetik hikmah dari tumbangnya jago mereka di Pilgub Jatim. Paling tidak, memberikan ruang lebih agar Jokowi fokus mengurus DKI Jakarta alih-alih digilir jadi jurkam di semua Pilgub.
"Mungkin pelajaran dari Jatim ini adalah Jokowi jangan terlalu dibebani dengan tugas jadi jurkam di tempat lain," kata Qodari kepada detikcom, Senin (2/9/2013).
Dengan terlalu ngarep 'Jokowi Effet', PDIP bisa saja lupa diri. Sehingga mesin politik yang selama ini bekerja efektif malah melempem seperti di Jatim. Padahal kekuatan PDIP tak hanya soal tokohnya yang dikenal rakyat, tapi mestinya ditunjang mesin politik yang prima.
"Khawatirnya mesin politik lokal tidak kerja maksimal karena ngarep berkah suara dari 'Jokowi Effect'," kata Qodari.
(van/nrl)