Rilis Laporan Serangan Kimia Suriah, AS Janji Kasus Irak Tak Akan Terulang

Rilis Laporan Serangan Kimia Suriah, AS Janji Kasus Irak Tak Akan Terulang

- detikNews
Sabtu, 31 Agu 2013 13:02 WIB
Washington, - Pemerintah Amerika Serikat merilis laporan intelijen AS mengenai serangan kimia di Suriah yang disebutkan menewaskan 1.429 orang termasuk, setidaknya 426 anak-anak.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry menegaskan, pemerintah AS telah melakukan pengkajian yang seksama sebelum menyimpulkan bahwa serangan kimia memang telah dilakukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kerry pun menegaskan, pengalaman seperti kasus Irak tak akan terulang.

"Komunitas intelijen kami telah mengkaji dan mengkaji ulang dengan seksama informasi menyangkut serangan ini," kata Kerry seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/8/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu telah dilakukan jauh lebih berhati-hati daripada pengalaman Irak. Kami tak akan mengulangi momen itu," tandasnya.

Seperti diketahui, invasi AS dan sekutu ke Irak beberapa tahun silam dilakukan dengan dalih kepemilikan senjata pemusnah massal oleh rezim Saddam Hussein. Saat itu, intelijen AS meyakini rezim Saddam memiliki senjata tersebut. Namun kemudian terbukti bahwa senjata tersebut tak pernah ditemukan hingga perang Irak pun berlangsung bertahun-tahun.

Dikatakan Kerry, temuan yang menyimpulkan bahwa rezim Assad bertanggung jawab atas serangan kimia itu adalah sangat jelas.

"Saya tidak meminta Anda untuk percaya kata-kata saya begitu saja, silakan baca sendiri -- semua orang, mereka yang mendengarkan, Anda semua -- bukti-bukti dari ribuan sumber, bukti yang telah tersedia secara publik... yang didapat komunitas intelijen kami mengenai serangan senjata kimia itu," tutur Kerry.

Dalam laporan intelijen AS yang dirilis ke publik itu, disebutkan bahwa serangan-serangan kimia pada 21 Agustus itu menewaskan 1.429 orang, termasuk setidaknya 426 orang.

"Bahkan orang-orang yang memberikan pertolongan pertama, para dokter, perawat dan paramedis yang mencoba menyelamatkan mereka, mereka sendiri menjadi korban," jelas Kerry. "Ini adalah horor senjata kimia yang tak pandang bulu, tak terbayangkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama pun mengakui adanya sikap skeptis yang dipicu dari kesalahan informasi yang mendorong perang Irak tersebut. Obama bahkan menyebut dirinya pun sudah capek dengan perang.

"Tak seorang pun yang lebih capek dengan perang daripada saya," cetus Obama.


(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads