Praktik Calo Bikin Keruh Suasana Relokasi Warga

Warga Waduk Pluit Gugat Jokowi-Ahok

Praktik Calo Bikin Keruh Suasana Relokasi Warga

- detikNews
Jumat, 30 Agu 2013 14:57 WIB
Fotografer - Ari Saputra
Jakarta - Maraknya praktik percaloan dalam proses relokasi warga pinggiran Waduk Pluit, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, tak dapat ditutupi. Koordinator Normalisasi Waduk Pluit, Heryanto, menekankan tidak ada uang ganti rugi atau uang kerohiman yang diberikan pemerintah kepada warga bantaran Waduk Pluit pada pembongkaran yang dilakukan, Kamis (22/8).

"Itu tidak ada, itu cuma kebijaksanaan kalau dia membongkar sendiri sebelum penertiban. Kalau pascapenertiban gak ada lagi. Biaya bongkar gitu loh," kata Heryanto kepada detikcom, Jumat (30/8).

Berdasarkan penuturan warga, praktik calo banyak terjadi di program normalisasi Waduk Pluit tersebut. Warga yang rumahnya dibongkar ditawari calo uang bongkaran yang jumlahnya beragam seperti Rp 10 juta, Rp 15 juta hingga Rp 20 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Heryanto menegaskan tidak ada praktik calo tersebut, sebab ungkapan itu hanya dari orang yang ingin memperkeruh suasana. "Gak ada lah, mana ada sih pemerintah lewat calo, itu mau bikin suasana yang tidak baik supaya suasananya keruh," dia menegaskan.





"Di pemerintahan atau di APBD tidak ada, di uang negara dan uang swasta tidak ada. karena dasarnya dari mana juga gak akan bisa ketemu. Saya juga gak pernah janjikan sama warga," kata Heryanto menekankan lagi.

Menurut Heryanto, dari 68 kepala keluarga yang direlokasi pada Kamis pekan lalu, hanya terdapat lima warga yang belum bersedia pindah karena masih menuntut ganti rugi.

"Lima orang yang belum mau, karena mereka menuntutnya kan ganti rugi. Mereka itu punya rumah, mobil. Kalau dari aturan kan harus punya surat tanah, kepemilikan. mereka kan cuma PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) saja," ungkapnya. "Jadi, siapa pun yang kena relokasi harus mau ke rumah susun. Tidak ada uang kerohiman."

Heryanto menjelaskan, warga Kampung Muara Baru akan direlokasi secara bertahap. Namun pihaknya belum dapat menentukan kapan tahapan-tahapan relokasi tersebut.

Sementara itu terkait Budianto, warga yang melaporkan Satpol PP dan Jokowi-Ahok ke Polda Metro Jaya dengan didampingi PBHI dan KontraS, karena diseret–seret dan dihajar petugas Satpol saat terjadi pembongkaran pada Kamis pekan lalu, salah seorang warga Blok G RT 19/17, Yani, tidak ada terjadi cara–cara menghajar dan menginjak–injak .

β€œCuma ditarik-tarik aja, gak diinjak-injak. Pak Budi itu juga cuma ditarik-tarik aja. Dia itu provokatornya, dia kontrakannya banyak tapi jumlahnya saya gak tahu,” tuding Yani yang ditemui detikcom Rabu kemarin.

Sementara itu detikcom yang pada Rabu dan Kamis kemarin menelusuri areal Waduk Pluit, tidak menjumpai Budianto. Menurut warga setempat, Budianto sesekali datang pada malam hari ke bekas lokasi gusuran untuk ngobrol-ngrobrol dengan warga.


(brn/brn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads