AS: Krisis Suriah Tak Bisa Disamakan dengan Irak

AS: Krisis Suriah Tak Bisa Disamakan dengan Irak

- detikNews
Jumat, 30 Agu 2013 12:04 WIB
tim inspeksi PBB di Suriah
Washington, - Sejumlah pihak beranggapan bahwa pemerintah Amerika Serikat menggunakan isu senjata kimia sebagai dalih melancarkan serangan militer ke Suriah. Persis seperti apa yang terjadi saat invasi ke Irak beberapa tahun silam.

Namun pemerintah AS membantah hal ini. Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menegaskan, krisis Suriah tak bisa disamakan dengan Irak.

"Tak seorang pun butuh penilaian komunitas intelijen untuk mengetahui bahwa senjata kimia telah digunakan di sini (Suriah)," kata juru bicara Deplu AS Marie Harf seperti dilansir AFP, Jumat (30/8/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Irak, kita menunggu penilaian komunitas intelijen untuk memastikan apakah senjata itu memang ada. Itu merupakan dua tingkat kategori yang berbeda dari penilaian yang dilakukan di sini (Suriah)," tutur Harf.

Pemerintah AS dan sekutu menggunakan isu kepemilikan senjata pemusnah massal sebagai dalih untuk melancarkan invasi multinasional ke Irak. Namun seperti diketahui, senjata yang dimaksud tak pernah ditemukan di Irak selama perang yang berlangsung bertahun-tahun itu.

Sebelumnya, anggota Kongres AS, Eliot Engel menyampaikan alasan mengapa AS harus bertindak, meskipun hanya seorang diri.

"Sebagai AS, kita membela sesuatu. Kita membela demokrasi. Kita membela HAM. Di AS, kita punya prinsip-prinsip," tutur anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS itu.

"Ini keputusan yang sulit. Kita tidak menganggapnya enteng. Saya pikir dunia harus menunjukkan reaksinya dan ini cara untuk melakukannya. Pilihan terburuk bagi kita adalah tak berbuat apapun," tandasnya.

Hal senada disampaikan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS. Bahkan menurutnya, tanpa menunggu laporan hasil penyelidikan tim inspeksi PBB pun, AS yakin bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan serangan kimia.


(ita/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads