Anggota Kongres AS, Eliot Engel seperti dilansir Daily Mail, Jumat (30/8/2013) menyampaikan alasan mengapa AS harus bertindak, meskipun hanya seorang diri.
"Sebagai AS, kita membela sesuatu. Kita membela demokrasi. Kita membela HAM. Di AS, kita punya prinsip-prinsip," tutur anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS. Bahkan menurutnya, tanpa menunggu laporan hasil penyelidikan tim inspeksi PBB pun, AS yakin bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan serangan kimia.
"Kita tak bisa menunggu. Kita perlu bertindak sesuai kepentingan nasional kita. Kita perlu bertindak. Mengapa kita harus menunggu laporan PBB untuk memberitahu kita tentang apa yang sudah kita ketahui?" tutur pejabat tersebut.
Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, beberapa hari ini telah mengingatkan kemungkinan aksi militer terhadap rezim Assad. Aksi militer ini disebutkan untuk menghukum rezim Assad, menyusul serangan kimia yang menewaskan banyak warga sipil di wilayah-wilayah pinggiran Damaskus pada 21 Agustus lalu.
Oposisi Suriah menuding pasukan Assad bertanggung jawab atas serangan-serangan kimia di basis-basis pemberontak dekat Damaskus pekan lalu. Menurut para aktivis, lebih dari 1.300 orang tewas, termasuk anak-anak dan wanita, dalam serangan-serangan itu.
Pemerintah Suriah berulang kali membantah melakukan serangan kimia itu. Rezim Assad bahkan menuding para pemberontaklah yang melakukan serangan kimia itu. Tujuannya, untuk mendorong aksi militer internasional terhadap rezim Assad.
(ita/nrl)