Hasil quick count memang menempatkan Bambang-Said yang didukung PDIP hanya meraih sekitar 12% di Pilgub Jatim. Raihan paling kecil jika dibandingkan Pilgub Jateng, Jabar, Bali, dan Sumut yang juga diikuti kader PDIP.
Sebenarnya PDIP tak setengah-setengah menghadapi Pilgub Jatim. Sang fenomena Jokowi bahkan terjun langsung bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi juru kampanye Bambang DH yang sudah cukup dikenal di Jatim karena dua kali menjabat Wali Kota Surabaya dan lanjut menjadi Wakil Wali Kota Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang belum ada penelitian mendalam tentang pengaruh 'Jokowi Effect' di Jawa Timur. Namun sejumlah lembaga survei juga menemukan fakta bahwa mesin politik PDIP di Jawa Timur tidak bekerja dengan baik, menjadi penyebab kedua, di samping elektabilitas Bambang DH yang memang tak cukup tinggi.
"Mesin politik PDIP tak jalan di Jatim, ini warning serius," kata pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer, M Qodari, kepada detikcom, Jumat (30/8/2013).
Apalagi musuh terkuat di Pilgub Jatim yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf juga punya akses ke basis-basis PDIP. Tak pelak, Bambang DH harus berebut suara dengan kandidat cagub Jatim nomor urut 1 tersebut.
"Soekarwo dekat dengan PDIP, abangan atau mataraman, dia eks GMNI," kata Qodari.
PDIP memang tak menyalahkan Jokowi karena kegagalan di Jatim. "Pak Jokowi pernah mengatakan kok rakyat antusiasnya begini? Tapi ini karena waktu sosialisasi kurang," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto saat dihubungi terpisah.
(van/nrl)