Ketika Ratusan Sopir Metromini Geruduk Balai Kota

Ketika Ratusan Sopir Metromini Geruduk Balai Kota

- detikNews
Jumat, 30 Agu 2013 04:48 WIB
Ketika Ratusan Sopir Metromini Geruduk Balai Kota
Jakarta - Sekitar 150 sopir dan awak Metromini menggelar demonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis (29/8) kemarin. Mereka menuntut Pemprov DKI mempermudah tingkat uji KIR.

Melalui rangkuman peristiwa ini, Jumat (30/8/2013), ada sejumlah hal yang menonjol saat berlangsungnya aksi. Sebut saja pengerusakan 2 unit bus TransJakarta hingga Jalan Medan Merdeka Selatan yang berubah menjadi 'parkiran' puluhan bus metromini.

Direktur Utama Metromini Novrialdi pun meminta maaf atas peristiwa yang dinilai anarkistis tersebut. Berikut aksi ratusan sopir bus oranye ini ketika menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Jokowi.

1. Jalan Medan Merdeka Selatan Jadi Parkiran

Metromini parkir di Jalan Medan Merdeka Selatan
Puluhan bus oranye yang diwarnai dengan sejumlah spanduk tiba-tiba memasuki Jalan Medan Merdeka Selatan pada pukul 09.00 WIB, Kamis (29/8) kemarin. Sekitar 50 bus itu kemudian parkir secara paralel.

Parkir yang memanjang itu membuat bus-bus berbaris dari depan Kedubes AS hingga bundaran air mancur patung kuda. 150 orang yang terdiri dari sopir dan awak metromini keluar dari bus dan berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta.

Mereka menuntut bus-bus yang ditahan Dinas Perhubungan DKI Jakarta karena tidak memenuhi unsur kelaikan dikeluarkan. Dengan mengenakan seragam merah, para sopir dan awak Metromini itu sempat memblokir jalan walau hanya berlangsung 5 menit.

Pengguna jalan lainnya yang hendak melintasi Jalan Medan Merdeka Selatan saat itu hanya bisa pasrah karena macet. Kepadatan kendaraan tak terelakan.

2. Dua Bus TransJakarta Jadi Korban

Seorang peserta aksi memukul kaca bus TransJakarta
Entah apa yang menyebabkan sebagian sopir dan awak Metromini itu memilih untuk menghadang bus TransJakarta koridor II rute Harmoni-Pulogadung yang melintas di Jalan Medan Merdeka Selatan saat aksi mereka berlangsung. Namun rupanya mereka tak puas hanya dengan menghadang.

Bermodalkan tongkat kayu dan benda keras lainnya yang mereka jumpai, kaca-kaca serta bodi TransJakarta berwarna biru itu dibuat pecah dan penyok. Mereka tidak mempedulikan permintaan rekan aksinya untuk tidak merusak bus TransJakarta.

Saat pengerusakan berlangsung, bus TransJakarta membawa sejumlah penumpang. Sehingga pramudi yang mengendarai bus itu secara perlahan menembus amukan massa dan berhasil lolos.

Melihat aksi anarkis itu, aparat kepolisian memberikan imbauan agar demonstrasi berlangsung damai. "Jangan rusuh...jangan rusuh!" imbau polisi.

3. Demo Hingga Malam Sambil Bernyanyi

Peserta aksi memegang salah satu spanduk demo
Ratusan sopir dan awak metromini bertahan hingga malam hari di depan Kantor Balai Kota DKI Jakarta. Mereka berharap mendapatkan kepastian untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Didampingi Kapolsek Gambir AKBP Tatan Dirsan, ratusan orang ini duduk di depan pintu masuk Balai Kota. Tatan mengajak para awak Metro Mini untuk bercengkerama santai dan tidak bertindak anarkis lagi.

Kemudian, salah satu perwakilan pendemo ini memimpin teman-temannya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ia bernyanyi menggunakan pengeras suara, yang disambung dengan lagu Bengawan Solo.

"Kita lanjutkan nyanyi lagu khasnya Jokowi. Bengawan Solo," ujar salah satu pendemo yang mengenakan jaket warna cokelat di depan Balai Kota.

4. Palak Sopir Kopaja yang Melintas

Peserta aksi menghadang Kopaja yang melintas
Bukannya membubarkan diri karena jam berdemo melebihi ketentuan, sebagian sopir dan awak Metromini ini malah memalak sopir Kopaja yang melintas. Mereka tidak malu-malu mendekati Kopaja yang berjalan sambil meminta Rp 5.000.

"Woy woy, goceng woy," teriak salah seorang pendemo kepada Kopaja yang melintas saat itu.

Temannya yang melihat pun tidak menghalangi aksi pemalakan tersebut. Ia malah menimpali, dengan harapan mendapatkan uang receh dari si sopir Kopaja.

"Lu (sopir Kopaja) kerja mulu, gue kagak," kata mereka.

Polisi yang melihat hal ini hanya menegur. Namun tak lama kemudian, 150 peserta aksi itu membubarkan diri sekitar pukul 20.00 WIB.
Halaman 2 dari 5
(vid/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads