Tarif Tak Sesuai, Pintu Mobil Dibanting

Lika-Liku Joki 3 in 1 Ibu Kota

Tarif Tak Sesuai, Pintu Mobil Dibanting

- detikNews
Kamis, 29 Agu 2013 16:15 WIB
Para joki 3 in 1 saat menawarkan jasanya. (Fotografer - Jhoni Hutapea)
Jakarta - Hubungan joki three in one dengan pengemudi mobil kadang bersifat simbiosis mutualisme. Keduanya saling menguntungkan. Joki membantu pengemudi agar tak ditilang polisi. Sebaliknya, para joki diberikan sejumlah uang sebagai imbalan jasa.

Tak ada ketentuan resmi soal besaran tarif joki. Jul Khaerudin, 40 tahun mengaku selama ini membayar joki three in one antara Rp 15 sampai Rp 20 ribu.

“Tapi pernah saya kasih Rp 10 ribu, dia merasa kurang dan bilang ‘Bisa ditambahin Pak, sudah lama enggak terima Rp 10 ribu,” kata Jul kepada detikcom, di Jakarta Senin (26/8) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Jul mengaku sering menggunakan jasa joki saat melintas di jalur three in one dengan mobil BMW530i miliknya. Pria yang berprofesi sebagai wiraswasta ini biasanya menaikkan joki dari daerah TVRI senayan, atau dari jalan Senopati.

Dia mengaku sangat selektif dalam memilih joki. Apalagi ada cerita yang tak menyenangkan dari koleganya yang pernah memakai jasa Joki. Salah satu relasi bisnisnya pernah cerita bahwa joki wanita dan ibu-ibu yang menggendong anak umumnya lebih ribet dalam hal tarif.

“Kalau ibu-ibu apalagi yang bawa bayi ternyata lebih rese, mereka mintanya Rp 50 ribu, kalau enggak dikasih, dia banting pintu karena merasa dia gendong bayi dan bayinya dihitung,” kata dia.

Wal hasil kalau tak ada joki pria saat ia sedang melintas, Jul lebih memilih untuk tetap tak ambil penumpang bayaran.

Irwan Yulianto, 36 tahun, juga sering dibuat kesal dengan tingkah polah para joki. Di perempatan Melawai, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, ia sempat menaikkan dua orang Joki wanita karena buru-buru harus menuju Sudirman.

Namun di dalam mobil Irwan justru diperlakukan seperti supir dari dua joki tersebut. Dia pun menurunkan joki itu di Bendungan Hilir dan membayar masing Rp 15 ribu.

“Eh malah saya dihina, ‘kalau enggak punya uang jangan pakai jasanya dong’, terus pintu dibanting keras,” kata dia kepada detikcom Rabu (28/8) kemarin.

Sejak kejadian itu, Irwan mengaku lebih selektif saat memakai jasa joki. Salah satunya dari sisi penampilan harus bersih dan tak terlihat “sangar”. “Gua juga paling malas kalau sama ibu-ibu bawa anak, berisik,” ujar dia.

Soal tarif, Irwan pun sudah mempunyai patokan tersendiri. “ Setahun lalu pernah bawa ibu-ibu, gua kasih Rp 20 ribu, diam saja sih. Sekarang meskipun enggak sering pakai joki, saya ngasih antara Rp 15 ribu atau Rp 20 ribu. Kalau dia complain saya marahin balik. Biasanya kalau kita gituin dia langsung kabur,” kata dia.


(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads