Salah satu petugas keamanan dalam (PKD) di Stasiun Depok Lama yang tidak ingin disebutkan namanya bercerita. Penertiban PKL sudah dilaksanakan sekitar empat bulan lalu. Dia juga agak tidak enak hati mengusir para PKL yang sudah tahunan berjualan di stasiun.
"Tapi kan karena kewajiban menjalankan tugas, ya kita larang mereka. Meskipun kita sudah kenal kan," katanya kepada detikcom di Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat, Kamis (29/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang-kadang diancam. Teman ada yang pernah pas pulang diketok kepalanya. Mungkin PKL itu kesal," ucapnya.
Guna menghindari konflik yang berkepanjangan, akhirnya petugas memilih untuk tidak ambil pusing. Petugas juga memaklumi kekesalan para pedagang.
"Makanya kita kalau pulang pakai jaket, biar nggak keliatan seragamnya," ujarnya.
Menurutnya beban penertiban PKL lebih dirasakan untuk orang-orang seperti dia. Sebab petugaslah yang turun ke lapangan dan bersentuhan langsung dengan pedagang. Dia juga mengaku ada beban dan tanggungjawab tersendiri untuk membuat stasiun steril dari PKL.
"Kalau masih ada yang dagang kita yang kena, dipecat sanksinya," katanya dengan nada tak bersemangat.
"Sekarang pedagangnya pada pindah, kurang tahu juga ke mana. Mungkin ke luar jauh dari sini," tambahnya.
Samudin (35) penumpang tujuan stasiun Kampung Bandan ini merasa senang dengan ditertibkannya PKL. Menurutnya stasiun sekarang jadi lebih tertata dan rapi.
"Kalau sekarang lebih nyaman enggak ada PKL. Stasiun juga jadi steril soalnyaa cuma penumpang yang bisa masuk," katanya sambil tersenyum.
Pantaun di Stasiun Depok Lama, Kamis (29/8) memang tidak terlihat PKL. Sebelum ditertibkan biasanya para pedagang berlalu lalang di peron menjajakan dagangannya. Ada yang berdagang buah, air minum, aksesoris sampai buku cerita.
Sejak ditertibkan empat bulan lalu, kini stasiun bersih dari sampah sisa makanan. Lapak-lapak yang ada di pinggir peron juga sudah dibongkar. Lapak itu kini kosong tak berpenghuni, hanya terlihat reruntuhan tembok sisa pembongkaran.
(slm/nwk)