Massa berkumpul pada jarak 300 meter dari Stasiun Besar Purwokerto sejak pukul 08.30 WIB, Rabu (28/8/2013). Saat KA Sawunggalih dari Purwokerto ke Jakarta lewat, mereka hanya membiarkan. Tapi saat kereta barang dari arah Jakarta muncul, sekitar pukul 09.00 WIB, mereka mulai bergerak.
Para asongan menutup rel double track. Polisi dan petugas PT KAI melarang, tapi massa tetap nekat. Masinis kereta barang pengangkut semen membunyikan klakson berkali-kali. Suasana riuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba saja kami dilarang berjualan di dalam stasiun hari ini," kata salah satu asongan, Supono.
Hingga pukul 09.20 WIB, massa bertahan di pinggiran rel. Polisi dan petugas PT KAI juga masih siaga.
Aksi serupa terjadi 2 bulan lalu, tepatnya Rabu 5 Juni 2013. Massa memblokir rel selama beberapa jam dan membuat perjalanan kereta terganggu. Setelah aksi itu, pedagang berdagang di stasiun.
Penertiban stasiun oleh PT KAI dilakukan beberapa waktu terakhir. Mereka melakukan sterilisasi terhadap asongan dan lapak-lapak pedagang. Selain untuk membuat nyaman penumpang, kebijakan ini diambil untuk memanfaatkan lahan-lahan PT KAI sebagai fasilitas tambahan pendukung perkeretaapian.
(arb/try)