Situs New York Times Diretas Lagi

Situs New York Times Diretas Lagi

- detikNews
Rabu, 28 Agu 2013 10:25 WIB
Indonesia - BBC - hacker


Para analis menilai serangan cyber makin serius.

Situs online New York Times kembali tidak dapat diakses oleh para pembaca untuk yang kedua kalinya pada bulan ini.

Pihak perusahaan menyebutkan hal ini sebagai "serangan luar yang berniat jahat."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada laman Facebooknya, Times berkata mereka sedang berusaha untuk membenahi gangguan, yang sepertinya dimulai pada pukul 15:00 waktu setempat pada Selasa (28/08) kemarin.

Situs online mereka juga tidak bisa diakses pada tanggal 14 Agustus silam.

Para analis mengatakan bukti-bukti menunjukkan bahwa penyerangan Selasa kemarin dilakukan oleh sebuah grup yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Situs mereka sebagian kembali online tiga jam kemudian, meskipun beberapa pengguna masih mengalami kesulitan.

Selama situs rusak, New York Times menerbitkan artikel baru di laman Facebook serta situs bayangan mereka.

Kepala bagian informasi koran itu, Mark Frons, memperingatkan karyawan New York Times serangan itu dilakukan oleh Angkatan Darat Suriah bagian Elektronik yang mendukung Assad, "atau seseorang yang berusaha untuk menjadi mereka."

Ia mengingatkan para staf untuk "berhati-hati ketika mengirim komunikasi lewat e-mail sampai situasi ini diselesaikan."


Perang cyber



Para ahli keamanan mengatakan ada cukup bukti untuk menghubungkan tudingan itu.

"Alamat domain NYTimes.com menunjuk SyrianElectronicArmy.com yang alamat IP-nya berada di Rusia, jadi jelas ini serangan berbahaya," Ken Westin, seorang peneliti keamanan untuk Tripwire, sebuah perusahaan keamanan online kepada BBC.

Dalam sebuah posting terpisah pada Selasa lalu, kelompok ini juga mengklaim bertanggung jawab telah meretas informasi milik Twitter.

Baru-baru ini, Washington Post, CNN dan Time menjadi sasaran dalam serangan dikaitkan dengan pendukung kelompok itu.

"Serangan media tampaknya meningkat dan lebih dari sekedar gangguan yang menjengkelkan, dan jika berhasil akan menempatkan jutaan pengguna situs NYT dalam situasi penuh risiko," kata Westin.

Seperti yang terjadi setelah penyerangan pertama, pesaing mereka yaitu Wall Street Journal menurunkan biaya berbayar dan menawarkan konten gratis untuk semua pengunjung.

Pada bulan Januari, New York Times mengatakan peretas telah berhasil mengakses situs internet dan mencuri password dari 53 karyawan setelah harian itu menerbitkan laporan tentang kekayaan keluarga Cina Wen Jiabao.


(bbc/bbc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads