Naghmeh Abedini dan suaminya, Saeed Abedini merupakan warga naturalisasi AS keturunan Iran dan kini memeluk Kristen. Pernyataan ini disampaikan Naghmeh pasca adanya laporan bahwa pengadilan banding di Iran memperkuat vonis 8 tahun penjara yang dijatuhkan kepada suaminya.
"Kabar yang datang dari Iran benar-benar menghancurkan keluarga kami," ujar Naghmeh dalam pernyataannya yang dirilis oleh American Center for Law and Justice, seperti dilansir AFP, Selasa (27/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari lalu, Saeed divonis hukuman 8 tahun penjara oleh pengadilan setempat. Vonis ini diperkuat oleh pengadilan banding di Teheran.
"Sebagai konsekuensinya, vonis 8 tahun penjara sudah definitif sejak sekarang," tutur pengacara asal Iran, Nasser Sarbazi yang mendampingi Saeed dalam persidangan.
Dalam pernyataannya, Naghmeh menyebutkan, keluarganya tengah berkonsultasi dengan pengacaranya soal langkah selanjutnya. Ada dua alternatif, yakni mengajukan banding ke tingkat yang lebih tinggi, Mahkamah Agung Iran atau kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Lebih lanjut, Naghmeh yang kini tinggal di Idaho bersama kedua anaknya ini menyampaikan kritikan tajam kepada Presiden Obama. Dia mengaku kecewa dengan Presiden Obama.
"Suami saya dihukum 8 tahun penjara di penjara Evin yang mengerikan dan menghadapi ancaman dan penganiayaan setiap harinya karena dia menolak untuk menyangkal iman Kristennya. Dan presiden saya, Presiden Obama, tidak mengucapkan sepatah katapun untuknya," ucap Naghmeh.
"Saya benar-benar kecewa karena Presiden Obama memilih tetap diam terhadap masalah kemanusiaan dan hak beragama yang kritis yang menimpa seorang warga negara Amerika yang dipenjara di Iran," cetusnya.
(nvc/ita)