Berdasarkan dokumen rahasia AS dari mantan intelejen Edward Snowden, dilaporkan badan spionase AS, National Security Agency (NSA), berhasil mengakses sistem video conference internal PBB pada tahun 2012. Sehingga PBB menghubungi otoritas AS untuk dimintai keterangan.
"Kami menyadari adanya laporan ini, dan kami berniat untuk berhubungan dengan otoritas yang relevan dalam hal ini," kata juru bicara PBB Farhan Haq, seperti yang dikutip dari Reuters, Selasa (27/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu negara-negara anggota diharapkan untuk bertindak untuk melindungi keutuhan misi diplomatik," kata Farhan.
Menurut dokumen laporan, aksi spionase AS mengincar Uni Eropa dan Badan Energi Atom Internasional. NSA juga menjalankan program penyadapan di lebih dari 80 kedutaan dan konsulat di seluruh dunia dengan nama 'Special Collective Service'.
(vid/trq)