Aparat Unit Jatanras Polda Metro Jaya meringkus Aris di kawasan Cipacing, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat 23 Agustus lalu. Aris tak melawan. Bapak dua anak ini mengaku pemilik ratusan amunisi yang ditinggalkan di penginapan daerah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Polisi menggeledah rumah kontrakan Aris di Bandung dan menemukan empat ribu butir amunisi.
"Aris itu orangnya tertutup. Enggak bersosialisasi dengan tetangga. Ngomongnya kerja di Jakarta. Kalau ditanya pekerjaannya apa, Aris bilang sebagai pegawai swasta. Misterius orangnya, kalau ngobrol jenis pekerjaan yang digeluti, Aris menjawabnya tidak rinci," ungkap Ketua RT 1 Tri Prasetya (51) saat ditemui di kediamannya, Senin (26/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aris itu alasan pindah ke Bandung karena anak pertamanya baru masuk SMA negeri di daerah Cicendo," ujar Tri.
Tri mengaku dua kali bertemu Aris sejak menetap di daerahnya itu. Terakhir kali berjumpa sewaktu Aris menyambangi rumah Tri kala suasana lebaran Idul Fitri.
"Setelah itu enggak pernah melihat lagi. Ternyata Aris ditangkap polisi. Sabtu malam, memang ada polisi dari Polda Metro Jaya menggeledah kontrakan Aris. Polisi itu menemukan tiga dus berupa amunisi," tuturnya.
Menurut Tri, warga sekitar tidak menyangka ternyata Aris menyimpan ribuan peluru di kontrakan. Penangkapan Aris oleh aparat Polda Metro Jaya mengejutkan para tetangga. "Kasian. Istrinya Pak Aris lagi sakit jantung," kata Tri.
Polisi masih menelusuri apakah kepemilikan amunisi di tangan Aris itu terkait teroris.
(bbn/ndr)