Aksi serangan bom di Irak beberapa pekan terakhir meningkat menyusul kegagalan otoritas setempat dalam membendung tindakan kekerasan, meskipun operasi keamanan terhadap kelompok militan di negara tersebut digencarkan.
Dilansir AFP, Senin (26/8/2013), Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki mengatakan kepada media, pihaknya melakukan kampanye anti-pemberontakan, di mana polisi Irak dilaporkan telah menangkap ratusan anggota militan dan membunuh puluhan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menewaskan 48 orang, serangan bom pada hari Minggu itu juga membuat 100 orang lebih terluka. Serangan tersebut melanda Baghdad dan kota-kota Sunni di sebelah utara Irak. Tren serangan bom terbaru terjadi pada sore atau malam hari. Pada tahun-tahun sebelumnya, serangan bom banyak terjadi pada jam-jam sibuk di pagi hari.
Selain di Baghdad, serangan juga melanda wilayah Diyala, Nineveh dan Salaheddin di sebelah utara ibukota. Yang terburuk melanda kota Baquba, ibukota Diyala, di mana 17 orang tewas.
Kekerasan di Irak sepanjang tahun ini meningkat tajam. Serangan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak awal tahun 2013, menurut angka yang dihimpun AFP.
Meningkatnya kekerasan telah menimbulkan kekhawatiran Irak berada di ambang perang sektarian seperti periode tahun 2006-2008 yang menewaskan puluhan ribu orang.
(rmd/kff)