Protes Kembali Terjadi di Tunisia

Protes Kembali Terjadi di Tunisia

- detikNews
Minggu, 25 Agu 2013 15:40 WIB
Indonesia - BBC - protes_tunisia


Pelaku unjuk rasa mempersoalkan jaminan keamanan yang gagal diberikan oleh pemerintah berkuasa.

Ribuan orang di Tunisia menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Majelis Nasional yang berada di Tunis, meminta pemerintahan berkuasa pimpinan kelompok Islam untuk mundur.

Kelompok oposisi, Front Penyelamat Nasional, NSF menyerukan aksi unjuk rasa selama satu pekan untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan jaminan keamanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi unjuk rasa ini muncul sebulan setelah terjadinya pembunuhan terhadap politisi kelompok oposisi.

Pembunuhan bermuatan politis ini merupakan peristiwa kedua yang terjadi di Tunisia pada tahun ini.

Partai berkuasa, Partai Ennaahda telah menawarkan diri untuk membentuk pemerintahan yang mengakomodasi banyak partai namun menolak seruan untuk membubarkan majelis konstituante dan pergantian PM Ali Laaraiedh.

"Rakyat ingin rezim saat ini jatuh," teriak kerumunan orang yang terlibat dalam aksi unjuk rasa.

Seruan ini pernah disampaikan saat rakyat Tunisia melakukan aksi penggulingan Presiden Zine el-Abidine Ben Ali pada tahun 2011.

Kejatuhannya kemudian memicu terjadinya revolusi di banyak negara Arab.


Pembunuhan berulang



Wartawan BBC di Tunisia mengatakan oposisi di negara itu terpicu oleh militer Mesir yang menggulingkan presiden dari kelompok Islam, Mohamed Morsi.

Sejumlah saksi mata mengatakan polisi memang mengawasi aksi tersebut namun dilaporkan tidak ada kekerasan selama aksi itu berlangsung.

Seorang pelaku unjuk rasa, Nejet Brissi, mengatakan dia ingin agar pemerintah turun dan membentuk pemerintahan sementara untuk kemudian menggelar pemilu ulang.

"Sejak Ennahda memegang tampuk kekuasaan kami sangat menderita," kata Brissi.

"Tidak ada jaminan keamanan lagi di sini. Kami hidup dengan dipenuhi rasa takut akan aksi teroris."

Sebelumnya politisi oposisi, Mohamed Brahmi tewas ditembak pada 25 Juli atau sekitar enam bulan setelah pembunuhan tokoh oposisi penting Tunisia, Chokri Belaid.

Pengaruh politik Brahmi tidak sebesar Belaid, namun dia merupakan politisi beraliran kiri yang sering mengkritik pemerintah pimpinan Partai Ennahda.

Saat ini pertikaian politik antara kelompok oposisi dengan kelompok Islam sedang coba ditengahi oleh serikat dagang yang berpengaruh di Tunisia, UGGT.


(bbc/bbc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads