Pukul 16.45 WIB, kita sudah bisa melihat semburat jingga di ufuk barat dari pinggir jalan KRT Radjiman Widyodiningrat. Tak ada tempat khusus untuk duduk, jalan raya dengan situ dibatasi oleh tumbuhan rambat liar.
Suguhan alam yang eksotis itu sepertinya menjadi sia-sia, pengguna jalan berlalu begitu saja mengabaikannya. Belum lagi sampah-sampah yang mengambang di situ menebarkan bau yang membuat orang-orang enggan mendekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alangkah disayangkan kalau pemerintah DKI Jakarta tidak bisa menata aset tersebut. Meski tidak memiliki luas seperti waduk Ria Rio dan Pluit tetapi Situ Rawa Badung memiliki nilai potensi sangat besar. Sama seperti yang harapkan ketua Rw di sekitar Setu Rawa Badung tersebut. Salah satunya ketua Rw 013, Suprapto mengatakan sebenarnya setu tersebut memiliki potensi jika ditata oleh pemerintah.
"Itu kalau dirawat sama di tata pemerintah bisa cakep itu," ujar Suprapto saat berbincang-bincang dengan detikcom, Kamis (22/8/2013).
Suprapto mengatakan, ketika banjir besar pada awal tahun 2013 terjadi sebagian wilayah RT mendapat imbas dari situ tersebut. Alhasil banyak warga yang harus mengungsi juga.
"Banjir tahun lalu aja kita ada 5 Rt yang kena gara-gara setu ini meluap," tuturnya.
Senada dengan Suprapto, Yasin Ketua Rw 08 mengharapkan hal yang sama. Menurutnya, situ itu cocok untuk dijadikan tempat sarana olahraga atau sarana rekreasi.
"Kalau bisa jadi sarana olahraga macam perahu dayung karena di kelurahan Jatinegara ini kita tidak punya taman," kata Yasin
Yasin mengatakan dahulu selain sebagai tempat penampungan dan sumber mata air. Situ Rawa Badung memiliki saluran pembuangan.
"Fungsi awal sebagai penampung, dan ada pembuangan ke Kali Buaran tapi kali Buaran sekarang juga nggak tau ke mana. Jadi wajar aja kalau banjir mah, karena ini situ juga sumber mata air," tandasnya.
(edo/gah)