"Kita sedang menguji ke lab dari kemarin ada tangkapan di Bekasi dan Cipayung ditemukan peluru dan senjata, sama tidak dengan selongsong peluru yang kita temukan di Pondok Aren," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Slamet Riyanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Untuk diketahui, peluru yang digunakan pelaku penembakan dua anggota polisi Aipda Kus Hendratna dan Ipda Ahmad Maulana, di Pondok Aren, Tangerang Selatan, berukuran kaliber 9 milimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, di lokasi penggerebekan teroris di Bekasi, polisi menyita sejumlah butir amunisi dengan berbagai ukuran. Sejauh ini, kata Slamet, pihaknya belum bisa menarik kesimpulan apakah jaringan teroris ini terlibat dalam rentetan teror penembakan terhadap anggota Polri atau tidak.
"Nanti baru bisa tarik kesimpulannya setelah penyelidikan selesai," kata Slamet.
Selanjutnya, selain memeriksa anak peluru yang ditemukan di lokasi penembakan di Pondok Aren, polisi juga akan mencocokkan selongsong yang ditemukan di lokasi penembakan Aipda Patah Saktiyono, di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.
Slamet mengatakan, pihaknya baru bisa menemukan selongsong tersebut setelah beberapa pekan peristiwa itu berlalu. Ini lantaran keterangan korban pada saat kejadian, belum begitu jelas di mana titik korban ditembak.
"Memang baru kita temukan karena saat itu penjelasan korban itu untuk menunjukkan TKP itu tidak sama. Awalnya bilang di depan Al Path. Begitu setelah sehat diajak ke TKP, ternyata ditembaknya itu 10 meter sebelum mesjid dan ditemukan selongsong di situ," jelas dia.
(mei/lh)