Pemerintah Iran pun angkat bicara membela rezim Assad. Menurut Iran, jikapun serangan senjata kimia itu memang benar terjadi, maka para pemberontaklah yang harus bertanggung jawab.
"Jika informasi mengenai penggunaan senjata kimia itu akurat, sangat jelas bahwa senjata itu digunakan oleh kelompok-kelompok teroris... yang telah menunjukkan bahwa mereka tak akan berhenti melakukan kejahatan apapun," cetus Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif seperti dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Kamis (22/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan para pemeriksa PBB kini berada di Damaskus dan pemerintah Suriah sedang dalam proses memukul mundur para teroris, mengapa mereka melakukan tindakan seperti itu," imbuhnya.
Dikatakan Zarif, pemerintah Teheran mengecam keras setiap penggunaan senjata kimia. Iran pun menuding para pemberontak Suriah punya kepentingan untuk memperparah dan menginternasionalisasi krisis Suriah.
Sebelumnya, kelompok oposisi utama Suriah, National Coalition, menuding pemerintah membantai rakyat sipil Suriah dalam serangan senjata kimia pada Rabu (21/8). Menurut oposisi tersebut, lebih dari 1.300 orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk anak-anak dan wanita yang juga menjadi korban.
Tudingan ini dilobtarkan oposisi Suriah seiring tim pemeriksa PBB yang kini berada di Suriah untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan penggunaan senjata kimia sebelumnya oleh militer dan pemberontak Suriah, selama konflik yang telah berlangsung 29 bulan itu.
(ita/nrl)