"Kita bisa menghancurkan Angkatan Udara Suriah," kata Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey serperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (21/8/2013).
"Namun itu juga akan meningkatkan dan berpotensi kian melibatkan AS ke konflik itu," imbuh jenderal tersebut dalam surat yang ditujukan ke anggota DPR AS, Eliot Engel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penggunaan kekuatan militer bisa mengubah keseimbangan militer. Namun itu tak bisa menyelesaikan isu-isu etnis, agama dan kesukuan yang tersembunyi dan bersejarah, yang membakar konflik ini," tandas Dempsey.
Dikatakan Dempsey, para militan yang memerangi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad juga tak akan mendukung kepentingan AS jika mereka nantinya berkuasa.
"Suriah saat ini bukan soal memilih antara dua pihak namun lebih ke soal memilih satu di antara banyak pihak lainnya," tutur Dempsey.
"Saya yakin bahwa pihak yang kita pilih harus siap mendukung kepentingan mereka dan kita ketika pergeseran keseimbangan memihak mereka. Saat ini, mereka tidak siap untuk itu," kata Dempsey.
Menurut Jenderal Dempsey, konflik Suriah "tragis dan kompleks."
"Itu merupakan konflik yang sangat berakar, jangka panjang di kalangan berbagai faksi, dan perjuangan keras untuk berkuasa akan terus berlangsung setelah berakhirnya kekuasaan Assad," tutur Dempsey seraya menekankan perlunya mengevaluasi efektivitas opsi militer terkait hal tersebut.
(ita/nrl)