Teman Lukas, Richo Vino Subangkit (23), menceritakan pada hari Selasa (20/8) lalu korban dan tujuh rekannya minum minuman keras jenis Whisky di Hotel Pandanaran Semarang hingga tertidur. Keesokan harinya Lukas terbangun dan sempat diajak berenang oleh Richo.
"Selasa malam minum di Hotel Pandanaran dan tidur, baru bangun hari Rabu. Sempat berenang dengan saya, tapi malamnya kok tiba-tiba kejang," kata Richo di kamar jenasah RSUP Kariadi Semarang, Kamis (22/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah dirawat, saya diberitahu dokter kalau dia (Lukas) sudah meninggal," tandasnya.
Dokter yang menangani jenasah Lukas kemudian melaporkannya ke kepolisian karena mendapati ada luka di kepala dan darah yang keluar dari hidung. Jenazah lalu divisum.
Dokter Forensik RSUD Kariyadi, Gatot Sudharto mengatakan, korban tewas karena serangan jantung namun ia belum bisa menjelaskan pemicunya.
"Penyebabnya bisa saja kelelahan atau apapun," ujar relawan Dejavato itu.
Seorang teman wanita korban sempat marah-marah kepada wartawan saat sedang mengambil gambar. Ia berusaha menghalau kamera wartawan bahkan mengejar seorang pewarta foto.
"Apa ini? Nggak tahu orang susah?" teriak wanita berambut pendek itu sambil mengayunkan tangannya.
Peristiwa meninggalnya WNA itu membuat Kapolda Jawa Tengah, Irjen Dwi Priyatno dan Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan mendatangi kamar jenazah. Kapolda membernarkan ada luka di kepala korban, namun hingga saat ini masih menunggu hasil visum dan persetujuan kedubes dan keluarga untuk diautopsi.
"Ada luka di bagian kepala belakang, bisa saja jatuh. Bisa saja terluka setelah meninggal. Tepatnya setelah autopsi," kata Kapolda.
Hingga saat ini petugas unit identifikasi Polda Jateng masih berada di kamar jenazah. Pihak kepolisian masih mengumpulkan keterangan para saksi.
"Perlu pendalaman, mengumpulkan keterangan saksi," tutup Kapolda.
(alg/mad)