"Percaya atau tidak kan itu urusan masing-masing. Kita sudah bekerja profesional. Tidak ada cerita rekayasa dan ngarang sama sekali," kata Sutarno saat ditemui di Graha Bhayangkara, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Selasa (20/8/2013).
Sutarno meminta publik mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus Sisca kepada aparat penegak hukum. Pihak kepolisan berjanji transparan dalam menangani perkara ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejanggalan diungkap beberapa kalangan di awal-awal pengusutan kasus kematian Sisca. Apalagi saat disebut korban hanya dijambret. Kompolnas menelusuri kasus itu. Mereka bisa menerima hasil penyelidikan tapi merasa perlu pendalaman, terutama soal pengakuan pelaku dan pemeriksaan alat bukti.
"Pelaku mengambil tas dan dompet, juga ada HP. Lalu kenapa HP dibuang? Ya kita tahu dalam HP banyak sekali informasi tersimpan. Ini harus didalami," ungkap komisioner Kompolnas Edi Syahputra Hasibuan saat dihubungi detikcom, Minggu (18/8) lalu.
Menurut jadwal, rekonstruksi akan digelar Kamis (22/8) lusa. Adegan-adegan akan ditampilkan sesuai keterangan pelaku, saksi, dan bukti di lapangan. Kompolnas meminta polisi membuka akses kepada publik agar kasus Sisca benar-benar transparan.
(bbn/try)