4 Temuan Kompolnas Setelah Telusuri Kasus Sisca

4 Temuan Kompolnas Setelah Telusuri Kasus Sisca

- detikNews
Senin, 19 Agu 2013 06:21 WIB
4 Temuan Kompolnas Setelah Telusuri Kasus Sisca
Jakarta - Benarkah manajer cantik perusahaan pembiayaan asal Bandung yang juga mantan 'kekasih' Kompol A, Sisca Yofie (34) dijambret? Tidak adakah motif lain? Apakah penyelidikan polisi janggal? Kompolnas menelusuri berbagai hal terkait hal itu. Apa saja temuannya?

3 Komisioner Kompolnas, Edi S Hasibuan, Hamidah Abdurrahman, dan M Nasser pergi ke Bandung, Jumat (16/8) lalu. Mereka berkunjung ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk mengkroscek hasil autopsi Sisca ke tim medis. Kemudian, mereka berdiskusi dengan penyidik dan pejabat Polrestabes Bandung dan bertemu dengan 2 pelaku, Ade dan Wawan.

Dari Mapolrestabes, komisoner Kompolnas beringsut ke lokasi ditemukannya Sisca. Kemudian ke Mapolda Jabar. Di sana, mereka bertemu dengan jajaran Polda dan Kompol A. Proses kroscek kelar dalam waktu setengah hari. Berikut 4 temuan mereka dalam proses tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kejelasan Rambut di Gir

Hingga saat ini belum bisa disimpulkan Sisca terseret motor atau diseret pelaku. Saat mengecek motor pelaku, komisioner Kompolnas dan polisi berdebat mengenai hal itu.

"Menurut saya, kalau terlilit begitu kepalanya bisa habis," kata Hamidah sembari menanyakan jarak Sisca jatuh sampai motor terhenti.

"Setelah dihitung dari kos sampai lokasi ditemukan (Sisca) jaraknya 830 meter. Dari titik CCTV sampai ditemukan 400 meter, jadi sekitar 400 meter," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung Trunoyudo Wisnu Andiko.

Mendengar hal itu, Hamidah tetap menyangsikan motor masih bisa berjalan dalam kondisi girnya melilit rambut Sisca.

"Sejauh itu masih bisa berjalan?" kata Hamidah heran.

Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Pol Pramudjoko menuturkan untuk membuktikan rambut Sisca terlilit gir atau tidak, bisa dengan memeriksa rantai motor yang telah dipreteli pelaku. "Kalau ada darah yang cocok dengan DNA korban, berarti memang benar terlilit," katanya.

Nasser mengatakan argumentasi atau seperti yang dijelaskan polisi itu bisa saja, namun akan lebih dipercaya jika hal itu realistis.

"Pengayaan argumentasi itu bisa saja, menempatkan teori-teori. Tapi kira-kira yang realistis. Kita hargailah keilmuan Bapak," katanya.

Luka di Kepala

Sisca mengalami luka di kepala cukup parah. Komisioner curiga dengan luka itu. Mereka menanyakannya ke polisi.

Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Pol Pramudjoko mengatakan bahwa Sisca tidak sejak awal terseret, tapi sebelumnya berpegangan pada pelaku dengan cara merangkul Wawan yang dibonceng Ade.

"Di tengah jalan baru lepas dan jatuh. Luka di kepalanya kemungkinan karena kena ini (sambil menunjuk bagian motor-red). Baru terseret dan berhenti," kata Pramudjoko.
Β 
Tak puas dengan jawaban itu, komisoner mengusulkan polisi memeriksa DNA dan mengkonfirmasi ke ahli mengenai luka itu.

"Luka di bagian depan berasal dari sajam atau benturan pada sisi kiri sepeda motor di mana ada putaran rantai? Itu yang belum memuaskan," kata Hamidah.

Pengakuan Pelaku yang Perlu Didalami

Saat ditemui, pelaku keukeuh bahwa Sisca terseret motor dan rambutnya terlilit di gir. Mereka tidak berniat membunuh, tapi hanya menjambret.

Karena ada perlawanan, mereka panik dan kabur. Sisca mengejar, merangkul pelaku, dan akhirnya terjatuh dan rambutnya terlilit gir.

"Keterangan tersangka bukan satu-satunya alat bukti. Perlu pendalaman," kata Hamidah.

Komisioner lainnya, M Nasser menyatakan hal serupa. Dia sedikit ragu terhadap keterangan pelaku, tapi belum bisa menyimpulkan apa yang sesungguhnya terjadi saat kejadian, Senin (5/8).

"Motor maju, korban merangkul, harusnya (korban) ketinggalan, tapi justru saat itu masuk ke rantai. Itu yang harus dijawab," katanya.

Selain itu, pelaku tak bisa menjelaskan secara detail, kenapa yang dijambret tas kecil, bukan yang lain. Ia juga tak menjelaskan kenapa harus membawa golok. "Ini jadi beberapa pertanyaan dan hal-hal didiskusikan," kata Hamidah.

Dugaan Keterlibatan Kompol A dan Istri

Dari hasil klarifikasi, Kompolnas tidak menemukan adanya kaitan antara Kompol A dengan kematian Sisca. Juga, tidak kaitan antara kematian Sisca dengan istri Kompol A. Namun penyidikan terhadap Kompol A tak boleh berhenti. Kompolnas mendorong Propam memproses hubungan khusus perwira yang bertugas di Bidhumas Polda Jabar dan sudah beristri ini dengan Sisca.

"Kaitan antara kematian korban dengan Kompol A belum ada link. Tidak ada fakta dan bukti hukum yang kuat. Tapi penegakan disiplin jadi bagian sendiri yang harus dipantau," kata M Nasser.

Diketahui, pasca kematian Sisca, Kompol A shock. Dia merasa bersalah. Bukan karena terlibat, melainkan karena Kompol A masih memiliki 'rasa' terhadap Sisca.

"Dia ada hati pada yang bersangkutan (Sisca)," kata Edi S Hasibuan.

Soal alasan Kompol A mengirim anak buah untuk memantau Sisca juga sempat diklarifikasi Kompolnas. Kompol A mengaku melakukannya sebagai bentuk perhatian dan 'menjaga' Sisca dari jarak jauh.

"Katanya, itu bentuk perlindungan," kata Hamidah.

Rencana awal, hari ini, Senin (19/8) polisi menggelar rekonstruksi. Tapi rencana itu dundur Kamis (22/8) mendatang. Adegan demi adegan akan ditampilkan demi menguak kematian manajer cantik perusahaan pembiayaan itu.
Halaman 2 dari 5
(try/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads