Wajar saja pertanyaan ini mengemuka karena bukan kali pertama Akbar terkesan menggoyang Ical. Akbar selain menyinggung dana bantuan ke daerah yang tak kunjung cair, belakangan Akbar juga kembali menyerukan pengkajian elektabilitas Ical.
Akbar Tandjung dinilai sebagai orang kuat di internal Golkar yang sangat mengakar dan masih punya banyak basis dukungan. Manuver politiknya jelas dipantau seluruh elite Golkar pendukungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa tujuan Akbar mengungkap fakta tersebut ke publik? Bukankah soal bayar membayar seperti itu seharusnya menjadi konsumsi internal Golkar. Menurut sejumlah sumber di Golkar, akbar masih memendam asa setidaknya menjadi cawapres di 2014 mendatang.
Paling tidak fakta miring yang sudah dibongkar Akbar akan berimbas buruk ke publik. Namun kepiawaian Golkar sebagai partai matang dalam mengelola isu diyakini bisa meminimalisir dampak negatif terciumnya.
"Ya mungkin saja (berdampak buruk). Tapi kan partai ini memang dibilang partai paling siap, bisa meminimalisir konflik jadi sudah biasa mengelola konflik," nilai Rully.
Lalu akankah rumor perseteruan kubu Akbar dan Ical akan berakhir di Rapimnas ataukah justru akan semakin santer menyerukan evaluasi elektabilitas Ical?
(van/try)