LSI: 74,78 Persen Masyarakat Indonesia Rindukan Rayakan Hari Raya Serentak

LSI: 74,78 Persen Masyarakat Indonesia Rindukan Rayakan Hari Raya Serentak

- detikNews
Minggu, 18 Agu 2013 15:27 WIB
Jakarta - Banyak kelompok Islam di Indonesia merayakan hari raya dan awal puasa berbeda-beda. Namun dari hasil Lingkar Survei Indonesia (LSI), ada sebanyak 74,78 persen masyarakat Indonesia menginginkan perayaan hari raya yang serentak.

Sementara itu, hanya 22,12 persen yang menginginkan perayaan hari besar secara tidak serentak. Sisanya, 3,1 persen yang menjawab tidak tahu.

Survei LSI tersebut dilakukan melalui quick poll pada 13-14 Agustus 2013. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut peniliti LSI, Rully Akbar, sebenarnya Indonesia bisa merayakan hari raya dengan serentak asalkan para ulama atau ilmuwan atau pimpinan ormas islam menyatukan parameter waktu awal puasa dan lebaran.

"Selain itu, publik luas juga harus terus menerus mendorong pimpinan ormas atau ulama atau ilmuwan masing-masing untuk menyatukan parameter," imbuh Rully.

Dalam kesempatan itu, Rully juga menyarankan agar sidang isbat tak perlu dilakukan pemerintah. Sebaiknya, penentuan awal puasa dan hari lebaran diserahkan ke masyarakat.

"Sidang isbat sebaiknya dilakukan organ masyarakat sendiri. Karena dari masyarakat, untuk masyarakat, tanpa dana APBN," ujarnya.

Selain itu, dari hasil survei terlihat juga bahwa 54,47 persen masyarakat Indonesia lebih menyukai penentuan awal puasa dan lebaran pada zaman orde baru atau pemerintahan era Soeharto. Sedangkan 31,06 persen masyarakat memilih orde lama atau pada era Soekarno.

(spt/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads