"Kenapa tingkat? Karena kita perlu diferensiasi. Dulu kita pernah punya, tapi sekarang kan belum ada. Ini juga untuk membedakan mana yang untuk pariwisata city tour," kata Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Ari Budhiman kepada detikcom, Minggu (18/8/2013).
Ari menginginkan bus wisata tersebut seperti yang digunakan di London, Inggris. Namun harganya terlalu mahal dan cukup mengejutkan untuk Ari, karena tidak sesuai dengan yang telah dianggarkan Pemrov DKI yakni Rp 2 miliar per unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harapan Ari adalah bus wisata seperti di London, tapi ia menilai dek atas bus tak perlu yang terbuka. Ia memperhitungkan faktor cuaca di Jakarta, ditambah dengan kondisi lalu lintas saat ini.
"Kalau terbuka nggak, Jakarta kan cuma dua musim. Kita cari yang nyaman, kalau terbuka seperti itu kan di kota yang memang cuacanya memungkinkan. Jadi disesuaikan dengan kota tropis, kemungkinan atasnya tertutup. Jadi ya pasti ada AC-nya," ujar Ari.
Apakah Pemprov DKI akan membeli yang bagus tapi bekas? Ari menjawab tidak menutup kemungkinan, namun ia lebih memilih bus baru untuk warga Jakarta.
"Busnya baru, sebetulnya seken juga tidak masalah asal tidak besar pasak daripada tiang. urusannya kemampuan, kalau bisa beli baru kenapa harus seken," ujar Ari.
Walau belum menentukan spesifikasi khusus, Ari mengaku bus akan mengikuti aturan yang telah ada terkait transportasi umum. Ia juga berjanji Pemprov DKI tidak akan asal memilih jenis dan tipe bus.
"Iya dong, itu kan ada standar yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Untuk bus wisata standarnya kan beda, jadi nggak asal juga milihnya. Spesifikasi bisa saja standar untuk pelayanan pariwisata, fasilitas turis, dan yang pasti dilengkapi dengan informasi objek wisata di Jakarta," tutup Ari.
(vid/mpr)