Travel warning ini dikeluarkan sehari setelah bentrokan berdarah antara para demonstran pendukung presiden terguling Mohamed Morsi dengan polisi Mesir. Sedikitnya 638 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi di sejumlah wilayah ini.
Merujuk pada situasi ini, AS memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke Mesir dalam waktu dekat. Sedangkan bagi setiap warga AS yang memutuskan tetap berada di Mesir, diminta untuk mematuhi jam malam yang diberlakukan pemerintah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan peringatan tersebut, disebutkan bahwa setiap warga asing yang terlibat aksi unjuk rasa bisa menjadi target pelecehan atau bahkan lebih buruk. Disampaikan juga bahwa seorang warga AS tewas dalam unjuk rasa di Alexandria pada bulan Juni lalu.
"Yang menjadi keprihatinan adalah adanya kekerasan gender di tempat unjuk rasa maupun di sekitarnya, yang mana kaum wanita kerap menjadi korban kekerasan seksual," imbuh Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.
Hingga saat ini jumlah korban jiwa dalam bentrokan berdarah di sejumlah wilayah Mesir telah mencapai 638 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah warga sipil dan sebanyak 43 korban tewas merupakan anggota kepolisian Mesir.
(nvc/ita)