"Jadi, jika benar yang bersangkutan menerima suap seperti tuduhan KPK, saya merasa kehilangan rekan seperjuangan. Sektor migas kita membutuhkan overhaul (perombakan) besar-besaran," kata Waketum PAN yang juga ekonom, Dradjad Wibowo, kepada detikcom, Kamis (15/8/2013).
Dradjad memang melihat banyak pemborosan di pengolahan Migas yang membuat subsidi membengkak. Cost recovery juga sering tak terkendali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dradjad mengaku sering berkomunikasi dengan Rudi soal Migas. Baginya bahkan Prof Rudi adalah guru tentang Migas. "Namun seperti nasihat saya kepada politisi junior saya, santri yang alim di pesantren, itu biasa. Nah kalau sudah masuk Jakarta, dia masih tetap alim, itu baru santri," katanya.
Awalnya Dradjad terkejut Prof Rudi masuk BP Migas, apalagi menjadi Wamen. "Idealnya, orang-orang seperti kami ini tetap di luar pemerintahan. Karena tugas sebagai Waketum PAN saya memang tidak lagi banyak mengkritisi pemerintah untuk menjaga soliditas di partai, namun konsistensi sikap dalam prinsip kebijakan itu tetap diperlukan. Itu yang membuat saya terkejut ketika yang bersangkutan bersedia masuk dalam jajaran pemerintah," tandasnya.
(van/try)