PM Norwegia Menyamar Jadi Sopir Taksi, Beberapa Penumpang Dibayar

PM Norwegia Menyamar Jadi Sopir Taksi, Beberapa Penumpang Dibayar

- detikNews
Selasa, 13 Agu 2013 17:56 WIB
PM Norwegia saat menyamar jadi sopir taksi (news.com.au)
Oslo - Setelah marak menjadi pemberitaan, terungkap sejumlah fakta lain dalam aksi penyamaran Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg sebagai sopir taksi. Partai yang menaungi Stoltenberg mengakui bahwa beberapa penumpang taksi memang dibayar.

Juru bicara Partai Buruh Norwegia, Pia Gulbrandsen mengakui bahwa 5 dari total 14 penumpang yang terekam dalam kamera tersembunyi tersebut sebenarnya bukanlah penumpang biasa. Sebabnya, kelima penumpang tersebut sengaja diaudisi dan dibayar.

"Mereka merupakan lima orang biasa yang diminta untuk tampil dalam sebuah video Partai Buruh dan mereka sama sekali tidak tahu hal lainnya, kecuali bahwa mereka akan dijemput sebuah taksi," ujar Pia Gulbrandsen kepada tabloid setempat, Verdens Gang (VG) dan dilansir AFP, Selasa (13/8/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Spontanitas mereka sungguhan ketika mereka menyadari bahwa si sopir taksi adalah Perdana Menteri," imbuhnya.

Menurut Gulbrandsen, masing-masing dari kelima penumpang bayaran tersebut dibayar sebesar 500 kroner atau setara Rp 877 ribu. Menurut Stoltenberg, uang tersebut merupakan ucapan terima kasih dari Partai Buruh.

Tidak ada satupun penumpang yang membayar biaya taksi, karena PM Stoltenberg tidak memiliki izin untuk mengemudikan taksi.

Secara terpisah, pemilik perusahaan humas yang memproduksi video ini, Kjetil Try menjelaskan bahwa penumpang bayaran diperlukan dalam artian untuk berjaga-jaga agar tetap ada penumpang. Pemilihan penumpang ini, menurut Try, merupakan wujud dari keberagaman pemilih di Norwegia.

Aksi penyamaran Stoltenberg ini diungkapkan ke publik pada Minggu (11/8) waktu setempat. Dengan terang-terangan, disebutkan bahwa aksi ini dimaksudkan untuk mencari tahu aspirasi rakyat yang juga para pemilih dalam pemilu yang akan digelar 9 September mendatang.

Video ini memang dirilis pada masa kampanye menjelang pemilu. Terlebih, sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa partai koalisi yang dipimpin Stoltenberg akan mengalami kekalahan dalam pemilu tersebut.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads