Tempat itu memang sering jadi titik kumpul mereka baik mengaso siang hari maupun saat malam usai mengembalikan bis ke "sarangnya". Sehari-hari pria asal Padang, menjadi sopir tetap Metromini trayek 75 (Pasar Minggu - Blok M). Udin mengakui adanya pengemudi Metromini yang sering ugal-ugalan. Namun menurut dia itu banyak dilakukan oleh sopir tembak.
Β
Salah seorang pengusaha Metromini 604 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang, Jimmy Simamora mengakui adanya sopir tembak tersebut. Umumnya sopir tembak tersebut tidak memiliki surat izin mengemudi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah, misalnya hanya merekomendasikan saudara atau kenalan dekat sebagai sopir dan kenek. Namun langkah itu terbukti tak ampuh. βTetap saja ada yang nakal juga,β kata Jimmy kepada detikcom, Senin (12/8) kemarin.
Β
Apalagi semua masalah sopir tembak di jalanan bisa diselesaikan dengan mudah melalui 'salam tempel' pada aparat di lapangan. βKalau ada ketegasan, kami juga enggak berani,β kata Jimmy. Pengamat transportasi mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menetapkan standar pelayanan minimum untuk Metromini. Salah satunya proses seleksi sopir yang lebih ketat. Jadi, dalam praktiknya nanti tidak ada sopir yang belum memiliki surat izin mengemudi atau sopir tembak.
Β
Selain soal sopir tembak, Jimmy mengakui adanya pengusaha 'nakal' yang ngotot mengoperasikan armada Metromininya, meski sebenarnya tak layak jalan. Menurut dia ini juga didorong sikap ketidaktegasan dari aparat, dan adanya budaya salam tempel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah memeriksa sekitar 120 Metromini, dan 40 unit dikandangin karena dinilai tidak layak beroperasi. Hanya menurut Udar, pihaknya kewalahan mengawasi Metromini karena keterbatasan jumlah petugas.
(erd/erd)