Polisi mengatakan berdasarkan pengakuan pelaku Ade dan Wawan, Sisca dirampok. Pelaku tidak sengaja lewat depan kosan Sisca Jalan Setra Indah Utara, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Senin (5/8/2013) malam. Mereka melihat mobil yang dikendarai Sisca terbuka kemudian mencoba mencuri tas dan uang.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Mulyana W Kusumah mengatakan, kasus Sisca tidak semata-mata perampokan. Kemungkinan ada motif lain di balik tewasnya Branch Manager PT Verena Multi Finance tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika memang kasus ini murni perampokan dengan kekerasan, maka pelaku tidak akan mengambil risiko menyeret korban ke jalanan yang bisa dilihat oleh banyak orang.
"Karena semakin cepat mereka beraksi semakin baik, bukan malah menyeret korban pakai motor. Menghitung risiko agar tidak terdeksi," ungkap Mulyana.
Mulyana mengungkapkan pembunuhan Sisca bukan merupakan pembunuhan aksidental atau accidental killing, tetapi bentuk torture murder yaitu pembunuhan yang didahului penyiksaan dengan menyakiti korban secara fisik dengan kejam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghukuman terhadap korban.
"Dalam hubungan itu, aktor utama pembunuhan merencanakan torture murder yang dilatarbelakangi oleh hubungan sosial yang sebelumnya dekat menjadi hubungan sosial yang buruk. Hingga akhirnya berpuncak pada eksekusi korban sebagai pelampiasan kemarahan laten," ungkap Mulyana.
Selain itu, menurut Mulyana kasus pembunuhan Sisca memberikan gambaran tentang kerentanan perempuan kelas menengah mandiri di kota besar yang berpotensi menjadi korban kekerasan.
(slm/jor)