Kraton Ngayogyakarto hari ini menggelar wisuda pemberian nama bagi calon mempelai GRAj Nurabra Juwita dan Angger Pribadi Prabowo, Senin (12/8/2013). Dalam wisuda pemberian nama, GRAj Nurabra Juwita bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu. Sedangkan calon suaminya bergelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro.
Kedua pasangan yang akan menikah 22 Oktober 2013 mendatang. Pemberian gelar tersebut merupakan salah satu rangkaian dari proses menuju ke pelaminan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Notonegoro itu diambil dari pemikir filsafat dari Indonesia, yakni Profesor Notonegoro," ujarnya.
Notonegoro pernah mengusulkan kepada Bung Karno agar Indonesia kembali berpegang pada UUD 1945. "Noto juga berarti raja atau pemimpin," kata Jatiningrat.
Menurut dia, sedikitnya ada 3 putri raja Kraton Yogyakarta yang pernah menyandang gelar GKR Hayu. Nama Hayu dipakai oleh putri Sultan HB II yang kemudian menjadi istri Paku Alam I. Selanjutnya, putri Sultan HB VI yang melahirkan para bupati-di wilayah pesisiran Jawa bagian utara.
"Nenek RA Kartini juga menyandang gelar GKR Hayu. Terakhir, nama GKR Hayu disandang oleh putri Sultan HB VII yang menjadi istri patih Danureja," kata Jatiningrat.
Dia menambahkan wisuda pemberian nama dan gelar bagi calon pengantin sudah menjadi tradisi kraton. Pemberian nama dan gelar baru memiliki arti filosofi tinggi yang membawa harapan dan doa baik bagi pemegang gelar tersebut. Prosesi wisuda pemberian nama dilakukan dengan penyerahan kekancingan oleh KGPH Hadiwinoto, dilanjutkan pengarahan oleh GBPH Joyokusumo.
(bgs/nrl)