"Ya saya di sini sampai ada yang mau nawar, sampai ada yang bantuin," ujar ayah dua anak ini, Senin (12/8/2013). Posisi warga Purwakarta, Jawa Barat, ini tidak jauh dari pos polisi yang terletak di Jl MH Thamrin. Pengendara bisa melihatnya saat melintas dari Jl MH Thamrin menuju Jl Sudirman.
Sebelum beraksi di Bundaran HI, Dwi sempat menawarkan ginjalnya pada beberapa rumah sakit di Jakarta dan Purwakarta namun semuanya menolak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak menyerah begitu saja, ia pun menawarkan organ dalam tubuhnya itu di Bundaran HI di tengah rutinitas lalu lintas ibukota.
Dwi yang telah empat bulan di-PHK dari pabrik garmen karena fisiknya yang menurun ini memiliki dua anak laki-laki. Yang sulung baru saja lulus SMP dan yang kedua berusia 4 tahun dan segera masuk TK.
Dwi butuh biaya untuk menyekolahkan anak pertamanya yang akan masuk SMK swasta. Ia pasrah anaknya tak dapat masuk SMK negeri karena nilai kelulusan yang di bawah rata-rata.
"(Ginjal saya) Dijual untuk biaya sekolah anak saya yang mau masuk SMK. Kemarin baru sempat bayar biaya pendaftaran (SMK) aja, Rp 60 ribu. Belum bayar yang lain karena uangnya nggak ada," katanya.
Dwi berdiri di Bundaran HI dengan membawa papan bertuliskan: Saya pendonor darah akan mendonorkan ginjal untuk biaya anak sekolah. 087779656315.
(nrl/nrl)