Tim Satreskrim Polrestabes Bandung menyergap W saat melintas menggunakan sepeda motor sambil membonceng istrinya, L, di kawasan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (11/8/2013) siang. W pun digelandang ke Mapolrestabes Bandung. Selanjutnya W dikroscek terkait pengakuan A soal motif penjambretan yang berujung tewasnya Sisca lantaran luka terseret dan bacok.
"Tadi saya tanya ke dia (W). Ceritanya ternyata sama dengan pengakuan A. Jadi sudah klop (pengakuan) keduanya," jelas Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Minggu (11/8/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati mayoritas pengakuan A dan W saling berkaitan, kata Sutarno, pihaknya perlu mendalami penyidikan lantaran ada pernyataan dari keduanya yang belum sinkron. Terutama soal rencana serta niat awal A dan W sebelum menjambret.
"W menyebut ngajak A ke atas (daerah lain yang tak jauh dari kediaman kedua pelaku). Kalau A mengaku diajak W untuk mengambil proposal. Sementara ini sudah mengait (pengakuan) keduanya. Tapi kita perlu cocokan lagi soal rencana awal A dan W," ucap Sutarno.
Ahri (65), ayah kandung W sekaligus kakeknya A, menyebut kedua anggota keluarganya itu pergi dari rumah itu mengambil sumbangan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Selama ini A dan W tinggal satu atap di rumah yang jaraknya sekitar satu kilometer dari tempat indekos Sisca.
"Waktu itu (Senin sore) anak (W) dan cucu (A) saya bilang mau pergi mengambil sumbangan untuk acara kegiatan Agustusan," kata Ahri saat ditemui wartawan di kediamannya, kawasan Sukamulya, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (11/8/2013) siang.
(bbn/jor)