"Penjagaan di Candi Borobudur dilakukan dengan sistem pengamanan terbuka dan tertutup. Kami juga menempatkan personel bersenjata di sana. Pengamanan khusus ini adalah respon atas kejadian pengeboman vihara di Jakarta," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno.
Hal tersebut disampaikan Dwi saat melakukan pantauan arus mudik di Solo, Selasa (6/8/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolda Jateng juga mengatakan, selain menyiagakan personel di tempat-tempat ibadah, Polda Jateng juga menyiagakan personel pengamanan khusus di beberapa daerah yang dianggap rawan terjadi gangguan keamanan.
Salah satu daerah yang dianggap rawan itu adalah Solo, karena tahun sebelumnya bersamaan dengan situasi arus mudik dan arus balik, terjadi serangan beruntun di tiga pos polisi di Solo yang menewaskan seorang anggota polisi dan dua orang lainnya. Dalam pernyergapan pelaku teror yang dilakukan kelompok Farhan tersebut, seorang anggota Densus 88 juga tewas dalam baku tembak dengan Farhan cs.
"Kami tidak tahu pasti apakah anggota polisi dan aset kepolisian masih menjadi sasaran serangan pelaku teror seperti tahun lalu. Kami tidak tahu pikiran orang. Yang pasti personel kami selalu dalam kondisi siap menghadapi segala kemungkinan di lapangan," tegas Dwi Priyatno.
(mbr/mad)