6 Cerita Penerobos Busway, dari Menteri Hingga 'Anak Jenderal'

6 Cerita Penerobos Busway, dari Menteri Hingga 'Anak Jenderal'

- detikNews
Kamis, 01 Agu 2013 12:22 WIB
6 Cerita Penerobos Busway, dari Menteri Hingga Anak Jenderal
Jakarta - Jalur bus TransJakarta belum juga steril. Buktinya, masih ada pengendara yang nekat menerobos jalur khusus itu mulai dari sopir menteri, aparat hingga 'anak jenderal'. Mereka tetap kena semprit polisi.

Sejatinya siapa pun dilarang menerobos masuk jalur bus TransJakarta. Penerobos-penerobos ini mengantongi 'kartu sakti' dan alasan untuk bebas meluncur di jalur bus TransJ.

Namun, hukum tidak pandang bulu. Pengendara nakal itu akhirnya dikejar dan diberi surat tilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 6 cerita penerobos busway, dari menteri hingga 'anak jenderal':



1. Pukul Polantas

Candy (23), warga Sukmajaya, Depok memukul seorang polantas, Briptu MA yang tengah berjaga di Jl Buncit Raya. Pria pengendara motor ini merasa kesal lantaran kedapatan menerobos jalus busway dan ditilang.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 25 Juni pada pukul 08.00 WIB. Saat itu, korban bersama empat orang polantas seperti berjaga di Jl Buncit Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu, persisnya di seberang gedung Graha Inti Fauzi.

"Korban lalu menindak tersangka yang saat itu melakukan pelanggaran lalu lintas menerobos jalur busway dengan cara ditilang," kata Kapolsek Pasar Minggu, Komisaris Adri Desas Furianto kepada detikcom, Rabu (26/6/2013).

Diduga karena tidak senang lantaran ditilang, tersangka kemudian marah dan mengeluarkan kata-kata kotor. "A****g lo polisi, polisi nggak punya otak," demikian kata Adi menguti makian tersangka kepada korban.

Korban lalu menghampiri tersangka sambil berkata 'kamu kok ngomongnya begitu sih'. Saat itu terjadi pemukulan terhadap korban. Sebuah pukulan mendarat di pipi kanan korban.

"Korban dipukul hingga terjatuh ke aspal," kata dia.

Tidak sampai di situ, tersangka juga menendang pinggul korban. Korban kemudian bangun dan mengejar tersangka sambil mengambil tongkat dinasnya.

"Namun sebelum terjadi perkelahian, berhasil dilerai oleh anggota yang lain," ucap dia.

Tersangka yang masih kesal atas peristiwa itu lalu berteriak-teriak. "Saya dikeroyok polisi. Polisi mukulin saya," demikian teriak pelaku.

Tersangka kemudian diamankan di Polsek Pasar Minggu, sementara korban menjalani visum. Kasus ini masih ditangani Polsek Pasar Minggu.

2. Pajero Milik Kedutaan Asing

Sebuah mobil Pajero hitam milik kedutaan asing ditilang polisi di Setiabudi, Jakarta Selatan. Mobil bernomor polisi CD 18 11 ini ditilang karena menerobos jalur bus TransJ (busway).

TMC Polda Metro Jaya, Jumat (12/7/2013), menyatakan saat itu petugas sedang melakukan sterilisasi jalur bus TransJ di kawasan tersebut. Sebuah mobil hitam CD 18 11 yang nekat masuk busway ditilang petugas. Entah mengapa mobil ini masuk busway padahal jalur reguler di kawasan itu tidak terlalu macet. CD 11 adalah kode untuk Kedubes Myanmar.

Petugas kepolisian memang sedang gencar melakukan sterilisasi jalur bus TransJ. Selain di kawasan Setiabudi petugas juga melakukan steriliasi di kawasan Mampang Prapatan. Ada sekitar lima orang petugas yang melakukan operasi tersebut.

Sejumlah pemotor yang menerobos jalur bus TransJ juga ditilang oleh petugas kepolisian. Mereka diminta menepi ke pinggir jalan.

3. Febri si 'Anak Jenderal'

Kepolisian memastikan akan memberikan sanksi kepada Febri Suhartoni (18) penerobos busway yang mengaku sebagai anak Kapolri. Febri dinilai hanya melakukan pelanggaran lalu lintas.

"Nanti kita koordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, paling nanti ditilang saja," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Rikwanto mengatakan, pihaknya akan mencoba memeriksa Febri usai menjalani semester pendek (SP) ini, terkait pelanggaran lalu lintas, juga pencatutan nama Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

"Setelah dia selesai SP akan dibicarakan terkait pelanggar apakah terkait tilang, apakah ada yang lain. Tapi setidaknya dia tahu itu salah," ujar Rikwanto.

Rikwanto menjelaskan, setelah tersebar kabar adanya penerobos busway yang mengaku sebagai anak Jenderal Timur Pradopo, pihaknya langsung melakukan pengecekan terhadap identitas mobil Honda Jazz B 1011 UKF itu.

"Kemudian kita dapatkan alamat pemilik mobil itu ada di Sunter, namanya Herman Gunawan," ujar Rikwanto.

Polisi pun lalu mengejar ke alamat Herman yang tertera pada registrasi dan identifikasi mobil tersebut. Setibanya di Sunter, polisi mengetahui bahwa Herman sudah berpindah alamat.

Polisi pun mencari tahu keberadaan Herman. Dan setelah didapat, polisi langsung melakukan pengecekan terhadap Herman. Berdasarkan keterangan Herman, rupanya mobil tersebut telah dijual kepada Devi Suhartoni.

"Kemudian kita komunikasi dengan Pak Devi ini dan direspons dengan baik, beliau menyatakan akan datang ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi terkait ini," ucap Rikwanto.

Peristiwa penerobosan busway itu terjadi pada Selasa (30/7) siang kemarin di halte Galur. Saat itu, Febri memaksa petugas bus TransJ untuk membuka portal. Sambil menunjukkan kartu nama Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang masih aktif, Febri mengaku sebagai anak jenderal tersebut.


4. Wamen ESDM Mengejar Rapat

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengakui mobil dinasnya Toyota Camry bernopol RI 112 sempat menerobos jalur TransJ. Dia beralasan, hendak terburu-buru ke DPR. Ada rapat!

"Iya, karena mau ngejar ke sini (ke DPD/DPR-red)," kata Susilo di Gedung DPD/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Susilo menjelaskan alasan dia masuk ke jalur khusus itu karena alasan mengejar rapat. Jadi dia terpaksa, apalagi lalu lintas di Sudirman menuju Semanggi di jalur biasa tengah padat.

"Ya karena terburu-buru harus ke sini. Sudah ah, masa yang begitu ditulis, kayak kurang kerjaan saja," tuturnya.

Informasi yang dikirimkan pembaca detikcom, Irwan Setiadi mobil itu masuk ke jalur TransJ sekitar pukul 10.00 WIB. Menurut pembaca yang juga mengirim foto itu, tadinya mobil itu di jalur biasa. Namun begitu macet menjelang Jembatan Blora, Camry itu langsung masuk jalur TransJ.

"Tapi karena ada bus di depannya berhenti di Halte Blora, Camry itu langsung masuk lagi jalur biasa. Camry itu kembali ke jalur biasa sebelum jembatan Dukuh Atas tepatnya. Pembatas TransJ di sepanjang Sudirman kan memang rendah. Jadi sepertinya memang lewati pembatas begitu saja waktu lihat ada bus di depannya," terang Irwan Setiadi.

Susilo akhirnya memerintahkan sopir mobil dinasnya Toyota Camry bernopol RI 112 yang sempat menerobos jalur TransJ untuk mendatangi Polda Metro untuk ditilang.

"Pak Wamen minta Sopirnya untuk datang ke Polda, supaya ditilang karena kemarin menerobos jalur TransJ," ujar Staf Humas Kementerian ESDM, Yogi kepada detikcom, di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (20/6/2013).

Ditambahkan Yogi, Wamen ESDM minta maaf dan meminta agar perilaku ini jangan ditiru oleh masyarakat.

Kata Yogi, saat ini Sopir mobil dinas Wamen ESDM bernama Abdul Zaman sudah mendatangi Polda Metro Untuk ditilang.

"Ini bukti surat tilangnya, melanggar pasal 287 (i) Jo Pasal 106 dan selanjutnya mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (5/7/2013)," tandas Yogi.

5. Anggota TNI

Puluhan pengendara mobil dan sepeda motor yang melintas di jalur TransJakarta, Jl Senen Raya, Jakpus, ditilang polisi. Tidak hanya warga sipil, anggota TNI juga ditertibkan karena menerobos jalur di Koridor II tersebut.

"Betul kita lakukan penertiban, kita libatkan PM (polisi militer) juga," kata Wakasat Lantas Jakarta Pusat, Kompol Gimo, saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (8/5/2012).

Gimo tidak bisa menjelaskan jumlah detail pelanggaran dalam operasi yang digelar pagi tadi. Operasi tersebut digelar mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB di sepanjang ruas Jalan Senen Raya.

"Jumlah pastinya masih kita data, sekitaran puluhan yang kita tertibkan. operasi ini rutin dilakukan untuk sterilisasi," papar Gimo.

Ia menjelaskan, bagi pihak TNI yang terkena penertiban operasi tersebut, diserahkan ke pihak Polisi Militer. Penertiban juga dilakukan kepada pengendara yang tidak sesuai aturan.

"Untuk pihak TNI diserahkan ke PM. Kita juga tilang pengendara yang tidak menyalakan lampu, tidak pakai sabuk pengaman, dan sebagainya," ucap Gimo.

6. Mensos Salim Segaf

Mobil dinas Mensos Salim Segaf bernopol RI 32 tertangkap kamera menerobos masuk jalur TransJ koridor VI pada Selasa 4 Mei 2010. Dia mengaku tengah terburu-buru untuk menghadiri rapat di Istana Kepresidenan, sehingga terpaksa masuk busway yang telah semingguan ini disterilisasi dari kendaran non bus TransJ.

Rapat di Istana ini, kata Salim, adalah pembukaan rakor dan konsultasi hukum MA, Kemenkum HAM, Kejaksaan, dan Polri.

Lewat SMS pada detikcom, Segaf meminta maaf kepada warga Jakarta karena perbuatannya membuat warga Jakarta tak nyaman. Pada malam harinya, Segaf meminta maaf lewat Twitter dan berharap insiden itu menjadi pelajaran berharga paginya. Dia juga siap bertanggung jawab.

Meski sudah minta maaf di dunia Twitter, Segaf tetap ingin mempertanggungjawabkan insiden menerobos busway Buncit-Mampang. Tak lama setelah kejadian, Segaf mendatangi Polsek Mampang.

Dalam aturan Perda DKI Jakarta sudah dijelaskan kalau tidak ada pengecualian bagi siapa pun untuk masuk ke jalur khusus seperti TransJ dan jalur rel kereta api. Jika ada kecelakaan di dalam jalur khusus tersebut maka yang disalahkan adalah pengendara yang melanggar tersebut.

Polda Metro Jaya menyatakan, yang ditilang adalah sopir Mensos. "Dia (sopir Mensos) dikenakan denda Rp 500 ribu karena telah melanggar Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 106 ayat (4) huruf a," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Condro Kirono saat dihubungi detikcom, Kamis (6/5/2010).
Halaman 2 dari 7
(aan/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads