"Saya merasa teraniaya dan tersiksa dengan kebohongan Rachel," kata Kalapas Kerobokan Ngurah Wiratna kepada detikcom, Kamis (1/8/2013).
"Itu omong kosong semua!" tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama mendekam di LP Kerobokan, Rachel selalu dipantau perwakilan konsulat Inggris. "Bagaimana ia bisa disiksa. Itu semua omong kosong. Bahkan saya siapkan dia tabung oksigen karena dia menderita asma," katanya.
Setelah Rachel berkicau, pemerintah langsung memantau LP Kerobokan. "Petugas dari pusat saja ajak ke lorong-lorong untuk melihat suasana. Tidak ada yang disembunyikan," tegas Wiratna.
Rachel Dougall merupakan mantan narapidana kasus penyelundupan kokain senilai sekitar Rp 25 miliar. Kepada media Inggris Dailymail, ia berkicau tentang suasana LP usai bebas 27 Juli 2013. Ia menyatakan mengaku tidur beralas tikar tipis dan ditempatkan satu sel dengan tahanan atau narapidana pengidap HIV/AIDS. Kondisi LP sangat kotor.
Rachel yang terbang dari Bangkok ke Bali ini juga mengaku kerap ditendang dan dipukul serta sempat mengalami serangan agresif dari lesbian secara seksual.
(gds/try)